PDB Sektor Perikanan Tercatat Rp 59,9 Triliun pada Kuartal III 2018

PDB sektor perikanan pada kuartal III 2018 naik dibandingkan kuartal II 2018 dan kuartal III 2017.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Des 2018, 20:07 WIB
Diterbitkan 17 Des 2018, 20:07 WIB
Semester I 2018, Ekspor Perikanan Alami Peningkatan
Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ekspor produk perikanan tercatat sebanyak 510.050 ton pada semester I-2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, produk domestik bruto (PDB) sektor perikanan pada kuartal III 2018 mencapai Rp 59,98 triliun. Angka ini naik dibandingkan kuartal II 2018 yang sebesar Rp 58,7 triliun dan kuartal III 2017 yang sebesar Rp 57,83 triliun.

Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo mengatakan, sejak 2016, PDB perikanan terus mengalami kenaikan. Pada kuartal I 2016, PDB perikanan tercatat sebesar Rp 52 triliun. Namun terus naik tiap kuartalnya hingga pada kuartal III 2018 sebesar Rp 59,98 triliun.

"Dari kuartal I 2016 ke kuartal III 2018 berarti sampai dengan September, berdasarkan harga konstan, economic size sektor perikanan, dari Rp 52 triliun mengalami kenaikan setiap kuartal sampai ke kuartal III 2018," ujar dia di Kantor KKP, Jakarta, Senin (17/12/2018).

Namun secara pertumbuhan, sejak kuartal I hingga kuartal III 2018, pertumbuhan PDB perikanan mengalami perlambatan. Pada kuartal I ke kuartal II 2018 tumbuh 5,04 persen. Kemudian dari kuartal II ke kuartal III 2018 hanya tumbuh 3,71 persen.

‎"Data BPS baru di kuartal III. Mudah-mudahan di kuartal IV, satu tahun penuh, kita akan lihat perkembangannya," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pencuri Ikan

Curi Ikan di Natuna, 5 Kapal Vietnam Ditangkap
Curi Ikan di Natuna, 5 Kapal Vietnam Ditangkap

Sepanjang Januari-November 2018, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan pihak terkait telah melakukan penangkapan terhadap 106 kapal ilegal yang beredar di perairan Indonesia. Dari jumlah tersebut, terbanyak dari Indonesia yaitu sebanyak 65 kapal, Vietnam sebanyak 29 kapal, Malaysia sebanyak 7 kapal, Filipina sebanyak 5 kapal.

"Jadi total ada 106 kapal," ujar Sekretaris Jenderal KKP, Nilanto Perbowo, di Kantor KKP, Jakarta, Senin (17/12).

Untuk jumlah kapal yang telah ditenggelamkan, pada periode November 2014-Agustus 2018, tercatat sebanyak 488 kapal. Rinciannya, berbendera Vietnam sebanyak 276 kapal, Filipina 90 kapal, Thailand 50 kapal, Malaysia 41 kapal, Indonesia 26 kapal, Papua Nugini 2 kapal. Sementara China, Belize dan tanpa asal negara masing-masing sebanyak 1 kapal.

Sementara untuk pelanggaran karantina, hingga 14 Desember 2018, KKP mencatat ada 416 kasus penyelundupan sumber daya ikan berhasil digagalkan. Sedangkan yang berhasil diselamatkan yaitu 2,4 juta ekor sumber daya ikan dengan nilai mencapai Rp 388,74 miliar.

Secara total, penanganan pelanggaran karantina ikan yaitu lobster sebanyak 2,26 juta ekor dengan nilai RP 375,8 miliar, benih lobster sebanyak 2,2 juta ekor dengan nilai Rp 374,61 miliar, lobster bertelur sebanyak 443 ekor dengan nilai Rp 168,29 miliar, lobster undersize sebanyak 6.004 ekor dengan nilai Rp 1,07 miliar.

Kemudian, produk olahan ikan sebanyak 120.609 kg dengan nilai Rp 8,82 miliar, ikan hidup dan ikan hias sebanyak 2.211 ekor dengan nilai Rp 340,71 miliar dan sumber daya lain seperti cangkang, koral dan akar bahar sebanyak 1.178 pcs dengan nilai Rp 279,58 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya