Liputan6.com, Jakarta - Bencana tsunami yang melanda pesisir Banten tidak hanya berdampak pada bisnis perhotelan. Tetapi juga hampir semua kegiatan usaha di sekitar kawasan tersebut.
Ketua Harian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten, Ashok Kumar mengatakan, sebelumnya malam tahun baru, para pedagang di sekitar kawasan pantai barat Banten telah menyiapkan stok barang dagangnya. Namun lantaran sepi wisatawan, barang-barang itu pun akhirnya tidak laku terjual.
"Seperti tukang ayam, pedagang, itu mereka sudah stok banyak, sekarang mereka tidak laku," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (2/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Ashok, hal ini hanya sebagian kecil dampak langsung yang terjadi akibat tsunami. Namun sebenarnya banyak dampak yang memiliki skala lebih besar jika hal ini terus dibiarkan.
"Bila berlarut-larut, ini bisa terjadi pemutusan hubungan kerja, akan terjadi multiplier effect yang lebih besar.‎ Di sini Alfamart, Indomaret yang sudah tumbuh banyak. Ini anak-anak SMK sudah mau lulus, mereka mau ke mana nantinya. ‎(Investasi) Sudah mau bangun mereka lakukan FS (feasibility study). Itu bisa jadi tidak jalan," jelas dia.
Oleh sebab itu, Ashok berharap pemerintah pusat mempercepat pemulihan kondisi pesisir Banten yang terdampak tsunami. Dengan demikian kegiatan ekonomi bisa kembali berjalan secara normal.
"Kami sudah melakukan recovery, dan dalam waku dekat kami akan melakukan sejumlah kegiatan untuk memulihkan ini. Kami harap pemerintah khususnya Kementerian Periwisata juga segera melakukan recovery. Kalau lama-lama dibiarkan akan terjadi kesenjangan sosial," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jelang Malam Tahun Baru Okupansi Hotel di Anyer Hanya 10 Persen
Usai tsunami Selat Sunda menerjang pesisir Banten dan Lampung, okupansi hotel di wilayah Anyer, Kabupaten Serang, Banten, saat malam tahun baru hanya sebesar 10 persen.
"Huniannya turun drastis, itu tinggal 10 persen. Malam tahun baru sekarang banyak hotel berubah melakukan istighosah," kata Ashok Kumar, Ketua harian PHRI Banten, saat ditemui Liputan6.com di Anyer, Senin (31/12/2018).
BACA JUGA
Dia mengatakan, tidak bisa memaksa pengelola hotel melakukan refund atau pengembalian uang muka konsumen, untuk booking hotel saat tahun baru.
Ashok mengaku tidak mengetahui, seberapa banyak konsumen hotel yang membatalkan liburannya di hotel wilayah Anyer.
PHRI kini sedang mengejar pengembalian kondisi wisata di Banten, usai porak poranda dihantam tsunami Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018 silam.
"Kita minta kepada pemerintah pusat, kabupaten, provinsi itu lebih banyak melakukan kegiatan rapat-rapat di hotel, karena rapat itu tidak bisa ditunda, rekreasi bisa ditunda. Sehingga adanya perputaran orang di sini," ujarnya.
Pihak BMKG tetap mengeluarkan imbauan kepada wisawatan dan warga agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 500 meter dari bibir pantai. Lantaran, Gunung Anak Krakatau (GAK) masih berstatus Siaga atau berada di di Level III.
"Pimpinan kami di BMKG, masih menghimbau warga untuk menjauhi pantai dalam radius 500 meter," kata Admiral Musa Julius, pegawai di pusat gempa bumi dan tsunami, BMKG Pusat, Senin (31/12/2018).
Guna memantau kondisi cuaca di sekitar pesisir Banten, BMKG menyiagakan satu unit mobil satelit, yang terus mengupdate kondisi cuaca bahkan gelombang air laut, secara real time, di posko pengungsian Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten
"BMKG akan terus menginformasikan ke warga perkembangan cuaca, sehingga warga menjadi paham cuaca harian di wilayahnya," ujarnya.
Advertisement