Pegadaian Bidik Untung Rp 3 Triliun di 2019

Pegadaian menargetkan kenaikan laba setelah pajak sebesar 10,8 persen menjadi Rp 3,018 triliun sepanjang 2019.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Jan 2019, 13:40 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2019, 13:40 WIB
PT Pegadaian (Persero).
PT Pegadaian (Persero).

Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) menargetkan kenaikan laba setelah pajak sebesar 10,8 persen menjadi Rp 3,018 triliun sepanjang 2019. Untuk mencapainya, perseroan mengembangkan produk-produk yang inovatif.

Melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pengesahaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019, Pegadaian telah menyusun strategic inisiative dalam mengembangkan usaha gadai dan non gadai, dengan mengembangkan produk-produk yang inovatif.

Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan, langkah ini dilakukan agar perusahaan plat merah yang di bawahinya tidak kalah saing dengan gadai-gadai swasta yang semakin berkembang dan tengah menambah sisi layanan bagi nasabah.

"Inovasi produk yang kami akan lakukan antara lain Gadai Efek, Gold Card, Digital Lending, Pegadaian E-Wallet & Pegadaian Remittance, Amanah Korporasi, Rahn Umroh, Express Loan dan Rahn Surat Berharga. Kami ingin nasabah Pegadaian merasa nyaman dengan layanan produk yang makin variatif," ungkapnya dalam keterangan resmi, Minggu (13/1/2019).

Dia menambahkan, untuk proyeksi keuangan dan bisnis, perseroan pada 2019 ini akan terus tumbuh. Pendapatan usaha diproyeksikan sebesar Rp 13,981 triliun atau tumbuh menjadi 21,3 persen, biaya usaha sebesar Rp 9,741 triliun atau 24,0 persen, laba usaha sebesar Rp 4.062 triliun atau 10,8 persen, dan laba setelah pajak sebesar Rp 3,018 triliun atau 10,8 persen.

Dari sisi operasional (bisnis), Pegadaian memproyeksikan Outstanding Loan posisi Rp 46,476 triliun atau 15,2 persen, dan omzet sebesar Rp 148,723 triliun atau 15,2 persen.

Sementara untuk rasio keuangan dan WACOF gross profit margin 2019 diproyeksikan menjadi 29 persen dari prognosa 2018 yang tercatat 32,11 persen. OSL Pegawai RKAP 2019 sebesar Rp 3,34 juta per orang dari prognosa 2018 sebesar Rp 3,08 juta per orang.

Menurut Kuswiyoto yang menjadi pemimpin baru Pegadaian, proyeksi Non Perfoming Loan sebesar 2,5 persen dari yang prognosa tahun sebelumnya yakni 1,8 persen, sedangkan WACOF RKAP 2019 sebesar 8,66 persen dari prognosa 2018 sebesar 7,6 persen.

"Kami optimis target RKAP 2019 dapat tercapai karena dukungan SDM yang berpengalaman di industri multifinance," ujar Dirut Pegadaian. 

Dirut Pegadaian Kuswiyoto Bakal Lanjutkan Transformasi

(Foto: Dok PT Pegadaian)
Kuswiyoto menjadi Direktur Utama PT Pegadaian (Foto: Dok PT Pegadaian)

Menteri BUMN selalu pemegang saham menetapkan Kuswiyoto, mantan Direktur Corporate Banking BRI menjadi Direktur Utama PT Pegadaian.

Ia menggantikan Sunarso yang kembali menjabat sebagai wakil direktur utama (Wadirut) BRI. Hal itu ditetapkan pada Jumat, 4 Januari 2019, di Kantor Kementerian BUMN. Penyerahan surat keputusan tersebut dipimpin Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Gatot Trihargo.

Dalam pengarahannya, Gatot menuturkan, persaingan bisnis dalam jasa keuangan termasuk bisnis gadai semakin ketat. Jadi direktur utama baru diminta terus membawa Pegadaian semakin maju dan berkembang. 

"Saya mengucapkan selamat atas pengangkatan Kuswiyoto untuk mengemban tugas sebagai Dirut Pegadaian. Saya optimis, di bawah kepemimpinan Kuswiyoto Pegadaian semakin maju dan berkembang serta terus menjadi market leader di bisnis gadai dan fidusia," ujar Gatot, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat pekan ini.

Gatot mengapresiasi kepada Direktur Utama Pegadaian Sunarso yang telah menjalankan tugas dengan baik dan melakukan transformasi di BUMN tersebut.

Selain itu juga membuat gebrakan simbol branding The Gade Coffee and Gold, serta mengeksekusi transformasi di RKAP 2019.

Selanjutnya ia berharap direktur utama baru segera berkonsolidasi dan koordinasi dengan jajaran pimpinan Pegadaian lainnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya