OJK Yakin Kementerian BUMN Mampu Selesaikan Masalah Jiwasraya

Manajemen Jiwasraya dinilai memiliki itikad baik kepada para nasabah dengan menawarkan perpanjangan polis (roll over) dengan bunga 7 persen dibayar di muka.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 14 Jan 2019, 10:30 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2019, 10:30 WIB
Jiwasraya
Jiwasraya

Liputan6.com, Jakarta Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank (IKNB) OJK, Riswinandi meminta para pemegang polis JS Saving Plan tetap tenang dan memberi kesempatan manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang baru untuk melakukan berbagai langkah strategis demi menyelesaikan pembayaran dan meningkatkan kinerja perseroan.

Regulator di sektor keuangan ini menilai, manajemen Jiwasraya memiliki itikad baik kepada para nasabah dengan menawarkan perpanjangan polis (roll over) dengan bunga 7 persen dibayar di muka.

Hal itu menurut Riswinandi, mengindikasikan Jiwasraya tetap memperhatikan dan memberikan kesempatan kepada pemegang polis agar hak dan kebutuhannya terpenuhi.

"Jiwasraya itu BUMN. Kita kasih kesempatan kepada pemegang saham untuk mencari solusi dan pemegang saham enggak akan tinggal diam," kata Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank (IKNB) OJK Riswinandi seperti ditulis, Senin (14/1/2019).

Seperti diketahui, Jiwasraya telah memiliki sejumlah strategi dalam rangka meningkatkan kinerja perseroan sepanjang 2019 dan memenuhi kewajiban polis produk JS Saving Plan.

Pertama, manajemen akan meningkatkan penjualan produk asuransi Jiwasraya kepada peserta baru, dan menambah manfaat produk asuransi kepada peserta eksisting.

Kedua, mengembangkan varian produk asuransi Jiwasraya yang sifatnya lebih simple dan kekinian seperti asuransi mikro dengan premi yang ringan.

Ketiga, melakukan efisiensi dengan mengembangkan platform digital. Keempat, meningkatkan pemanfaatan aset-aset yang tidak produktif.

Sedangkan untuk langkah terakhir, manajemen juga akan membenahi penempatan portofolio investasi sehingga tidak lagi mengalami ketidakcocokan (missmatch) yang menggangu likuiditas.

Berangkat dari hal itu, Riswinadi pun meminta agar seluruh para pemegang polis JS Saving Plan mendukung langkah manajemen.

"Makanya saya juga butuh bantuan teman-teman media. Jangan buat suasana menjadi kurang tenang. Kan Jiwasraya ada pemegang sahamnya yakni Kementerian BUMN, pemerintah. Tentu akan diupayakan yang terbaik untuk menjaga kepentingan para pemegang polis," pungkas Riswinandi.

Begini Strategi Jiwasraya Genjot Kinerja 2019

Jejak Karier Hexana Tri Sasongko, Dirut Jiwasraya yang Gantikan Asmawi Syam Foto: Humas Kementerian BUMN
Jejak Karier Hexana Tri Sasongko, Dirut Jiwasraya yang Gantikan Asmawi Syam Foto: Humas Kementerian BUMN

PT Asuransi Jiwasraya (Persero) telah memiliki sejumlah strategi untuk meningkatkan kinerja Jiwasraya sepanjang 2019. Salah satunya yakni dengan cara meningkatkan penjualan produk asuransi Jiwasraya kepada peserta baru, juga menambah manfaat produk asuransi kepada peserta eksisting.

"Saat ini kan Kami punya sekitar 7 juta peserta, kalau setiap peserta tersebut kami tambahin satu produk lagi, itu sudah luar biasa. Kami sebutnya create new business value," kata Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Hexana Tri Sasongko saat ditemui di Kementerian BUMN, Selasa (8/1/2019).

Ke depan, lanjut Hexana, perseroan juga akan mengembangkan varian produk asuransi Jiwasraya yang sifatnya lebih sederhana dan kekinian. Produk dimaksud yakni asuransi mikro dengan premi yang ringan. Produk yang dikembangkan ke depan adalah produk yang berorientasi memberikan proteksi dengan komponen investasi yang tidak mengandung risiko guaranteed return.

"Dalam waktu dekat kami akan mengeluarkan produk simple, lebih ke retail micro insurance. Nah itu akan lebih produktif, karena bukan bersifat utang," ujar Hexana.

Selain itu, Jiwasraya juga melakukan efisiensi agar bebannya bisa berkurang. Guna mendukung efisiensi tersebut, perseroan juga mengembangkan platform digital yang juga bertujuan meningkatkan pelayanan kepada nasabah.

Ditambah juga dengan meningkatkan pemanfaatan aset tidak produktif.Kemudian, perseroan juga fokus membenahi investasi sehingga tidak lagi mengalami ketidakcocokan yang mengakibatkan penundaan pembayaran polis.

"Kita matching-kan antara liabilities dengan aset. Sehingga nanti di masa depan tidak ada lagi missmatch seperti hari ini. Karena yang lalu pokoknya diinvestasikan begitu saja enggak peduli jatuh temponya kapan, padahal liabilities ada yang jangka pendek, ada yang jatuh tempo," pungkas Hexana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya