Presiden Jokowi akan Meresmikan Penyambungan Listrik Gratis di Garut

Program penyambungan listrik gratis merupakan program sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk memberikan rasa keadilan bagi masyarakat tidak mampu.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 18 Jan 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2019, 13:00 WIB
Penyambungan listrik gratis bagi masyarakat tidak mampu, di Kampung Pasar Kolot, Kecamatan Cibatu, Kabupten Garut. Liputan6.com/Pebrianto eko wicaksono
Penyambungan listrik gratis bagi masyarakat tidak mampu, di Kampung Pasar Kolot, Kecamatan Cibatu, Kabupten Garut. Liputan6.com/Pebrianto eko wicaksono

Liputan6.com, Garut - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan meresmikan penyambungan listrik gratis bagi masyarakat tidak mampu, di Kampung Pasar Kolot, Kecamatan Cibatu, Kabupten Garut. Rencananya J‎okowi akan meresmikan penyambungan listrik gratis, Jumat (18/1/2019) ini.

Dari pantauan Liputan6.com, di lokasi tersebut ada empat rumah yang akan menikmati penyambungan listrik gratis. Lokasi tepatnya di Kampung Pasar Kolot RT 02 RW 01, Kecamatan Cibatu, Kabupten Garut.

‎Ketua RW 01 Kampung Pasar Kolot, Dadang Rusana‎ mengatakan, dirinyalah yang mendaftarkan warga tersebut sebagai penerima penyambungan listrik gratis ke kelurahan. Ternyata pengajuan tersebut langsung ditindaklanjuti PT PLN (Persero).

"Ada info dari desa melalui RW diajukan. Ada empat rumah tangga. Saya data persyaratannya fotocopy KTP dan KK. Nggak lama di survey, pemasangan instalasi kurang lebih satu bulan sudah menyala," tutur Dadang kepada wartawan.

Program penyambungan listrik gratis merupakan program sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk memberikan rasa keadilan bagi masyarakat tidak mampu.

Selain meresmikan penyambungan listrik gratis, Jokowi dijadwalkan membagikan sertifikat sambungan listrik gratis kepada 30.937 rumah tangga miskin dan rentan miskin di Garut, Jawa Barat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Konsumsi Listrik RI Masih Tertinggal dari Malaysia dan Singapura

Perbaikan Listrik Pasca Gempa dan Tsunami Palu
Petugas PLN memperbaiki jaringan listrik di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/10). PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan kondisi listrik di Kota Palu semakin membaik pasca gempa dan tsunami. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andy Noorsaman Sommeng mengakui, konsumsi listrik Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara Asean antara lain Malaysia dan Singapura.

Saat ini rata-rata konsumsi listrik Indonesia baru mencapai 1.064 kWh/kapita. "Bukan paling kecil. Ya tapi kalah dengan Malaysia, kalah dengan Singapura. Malaysia itu sudah 4.000 kWh/kapita. Singapura 8.000 kWh/kapita. Kita baru 1.064 kWh/kapita. Tahun ini diharapkan 1.200 kWh/kapita," kata dia saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Andy mengatakan, konsumsi listrik di daerah DKI Jakarta sudah bisa menyamai dengan kondisi konsumsi listrik yang ada di Malaysia. Rata-rata konsumsi listrik di Jakarta telah mencapai 3.5000 hingga 4.000 kWh/kapita.

"Jadi kalian kalian ini sudah di negara cukup baik kalau tinggalnya di Jakarta. Tapi kalau saudara saudara kita di NTT tadi itu harus kita kejar supaya jika nantinya kWh/kapitanya tinggi," kata dia.

Andy menambahkan, kondisi saat ini berbeda dengan beberapa waktu lalu. Jumlah konsumsi listrik pada waktu itu masih dibatasi, sedangkan sekarang diperbolehkan untuk menambah peningkatan daya listrik.

"Sekarang mau nambah daya berapapun bisa apalagi kaya di Jakarta. Dengan meminta listrik sambungan premium. Bisa di Jakarta. Contohnya sekarang kenapa kita sudah menjadi indikator listriknya sudah cukup baik di Jakarta? (Bisa dilihat) saat Asian Games bagaimana kembang api, permainan lampunya, sedikitpun tidak menggangu. Cukup berbanggalah dengan kondisi listrik sekarang," ujar dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya