Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, Proyek Indonesian Deepwater Development (IDD) memasuki tahap konstruksi dalam waktu dekat, setelah dilakukan beberapa rencana pengembangan.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengaku jika pihaknya hampir menyelesaikan evaluasi rencana pengembangan (plan of development/POD) proyek yang digarap Chevron tersebut. Itu sebabnya pembangunan konstruksi bisa dilakukan pada kuartal pertama 2019.
Baca Juga
"Bisa jadi di kuartal pertama, (sehingga) onstream lebih cepat," kata Arcandra, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Advertisement
Menurut Arcandra, salah satu yang telah selesai dievaluasi adalah pemisahan lapangan West Seno dari Blok Makasar Strait, kemudian digabungkan dengan Blok Rapak. Atas keputusan tersebut akan dilakukan perubahan amendemen kontrak kerja sama (production sharing contract/PSC)
"Sedang dievaluasi, sedikit lagi, ada beberapa lagi yang diklarifikasi. West seno masuk Bangka," tutur dia.
Arcandra memperkirakan, biaya investasi proyek migas laut dalam ini akan turun, dibanding penetapan investasi pada 2014 yang mencapai di atas USD 18 miliar, termasuk Makassar Strait.
Namun dia enggan menyebutkan angkanya. “Kami lihat cost mana yang dimasukkan, komponennya kan banyak. Harus dibandingkan,” dia menjelaskan.
Sebelumnya ada tiga Production Sharing Contract (PSC) yang menjadi bagian dari proyek IDD yaitu blok Makassar Strait, terdiri dari lapangan Gendalo, Maha dan West Seno.
Kemudian ada Blok Ganal dengan lapangannya terdiri dari Gendalo, Gahang dan Gehem serta blok Rapak yang memiliki lapangan Gehem dan Bangka.
Lapangan West Seno ini sebelumnya telah dikembangkan oleh Chevron. Di lapangan ini, Chevron juga telah membangun fasilitas produksi terapung (floating production unit/FPU).