Inalum Bikin Institut Buat Genjot Hilirisasi Pertambangan

Ini sebagai salah satu upaya mempercepat hilirisasi pertambangan, sehingga dapat menciptakan nilai tambah.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 01 Feb 2019, 21:50 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2019, 21:50 WIB
Gaya Dirut Inalum dan Freeport Saat Rapat Bareng DPR
Dirut PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) Budi Gunadi Sadikin (kiri) dan Dirut Freeport Tony Wenas saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Gedung Nusantara I, Jakarta (15/1). (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Asahan Alumunium  (Inalum) membentuk lembaga riset dan inovasi, Institut Industri Tambang dan Mineral atau Mining and Minerals Industry Institute (MMII).

Ini sebagai salah satu upaya mempercepat hilirisasi  pertambangan, sehingga dapat menciptakan nilai tambah.

Direktur Utama Inalum, Budi G. Sadikin mengatakan, MMII adalah lembaga yang berfungsi untuk mendukung Inalum dan seluruh pemangku kepentingan di industri pertambangan  mineral, untuk mengembangkan teknologi.

Selain itu juga meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, dan menyusun rekomendasi kebijakan pengelolaan pertambangan dan industri nasional yang berkelanjutan.

"MMII diharapkan dapat membantu mendorong dan mempercepat hilirisasi, melalui sinergi dengan universitas dan lembaga riset baik di dalam maupun di luar negeri," kata Budi, saat meresmikan MMII, di Jakarta, Jumat (1/2/2019).

Budi mengungkapkan, MMII memiliki visi untuk menjadi lembaga penelitian dan pengembangan yang berpengaruh dan terdepan di dunia di bidang pertambangan, industri berbasis mineral dan energi. 

Untuk mencapai visi tersebut, MMII akan berperan dalam membantu pemerintah menyusun kebijakan pengelolaan pertambangan dan industri yang berkelanjutan.

MMI juga melakukan riset dan inovasi pertambangan dan industri dengan mengedepankan penggunaan energi bersih, efisien dan berbiaya murah dan meningkatkan kapabilitas, pengetahuan dan keahlian SDM tambang dan industri.

"Sehingga sektor tambang dan industri dapat memberikan nilai tambah dan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. MMII juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di dunia pertambangan sehingga dapat mengelola industri tambang dengan lebih baik dan ramah lingkungan," lanjut Budi.

 

Selanjutnya

Dalam kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Inalum melalu MMII, dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM tentang Kerja Sama Penelitian, Pengembangan, dan Pemanfaatan Teknologi di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral; dan antara MMII dengan Universitas Indonesia (UI).

Selain itu, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Cendrawasih (Uncen) tentang Kerja Sama Penelitian dan Pengembangan di Bidang Pertambangan, Industri, dan Energi.

Saat ini, MMII juga memiliki kerja sama dengan lembaga riset terkemuka dari Amerika Serikat, Massachusetts Institute of Technology Energy Initiatives (MITEI). Kolaborasi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pengembangan teknologi energi rendah karbon dan pertambangan yang berkelanjutan.

Kolaborasi dengan Mitei akan membantu Inalum mengembangkan proyek pertambangan dan industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya