Harga Emas Menguat Sambut Akhir Pekan

Pergerakan harga emas didukung dari ancaman penutupan pemerintahan AS lainnya dan kekhawatiran terhadap Brexit.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Feb 2019, 06:45 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2019, 06:45 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Chicago - Harga emas mampu berakhir lebih tinggi pada perdagangan Jumat waktu setempat seiring bursa saham global melemah mendorong permintaan komoditas logam mulia. Hal itu mengurangi kerugian mingguan.

Direktur RBC Wealth Management, George Gero menuturkan, pergerakan harga emas didukung dari ancaman penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) lainnya dan kekhawatiran terhadap Brexit.

"Pembeli di Eropa juga bertemu dengan pembeli emas di China usai tahun baru Imlek. Pasar keuangan di China tutup dan akan kembali dibuka pada Senin," ujar Gero, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (9/2/2019).

Harga emas untuk pengiriman April di divisi Comex naik USD 4,3 atau 0,3 persen menjadi USD 1.318,50 per ounce. Harga emas melemah 0,3 persen pada pekan ini. Sedangkan harga emas berdasarkan kontrak paling aktif masih naik 2,9 persen sejak akhir tahun lalu.

Harga perak bertambah 9,6 sen atau 0,6 persen menjadi USD 15.809 per ounce. Selama sepekan, harga perak turun 0,8 persen pada pekan ini.

Harga emas yang menguat didorong kekhawatiran yang tumbuh terhadap pertumbuhan ekonomi global. Bank sentral Eropa pada pekan lalu mengambil sikap lebih dovish dari perkiraan seiring berlanjutnya pelemahan dari data Eropa.

 

Pengaruh Bank Sentral

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sementara pada pekan lalu, the Federal Reserve (the Fed) mengejutkan investor dengan pernyataan yang dovish. Hal ini membuat pergerakan suku bunga cenderung bertahan hingga pertemuan lebih lanjut.

Bank sentral Australia dan Inggris juga cenderung dovish seiring prospek pertumbuhan yang suram di tengah ketidakpastian Brexit.

"Fakta bahwa kita melihat bank-bank sentral utama berubah dovish pada saat yang sama mungkin mengkhawatirkan bagi beberapa investor. Ini mungkin menjelaskan mengapa saham gagal mempertahankan relinya. Akan tetapi, ini berita bagus untuk obligasi," ujar Analis Forex, Fawad Razaqzada.

Ia menambahkan, indeks dolar AS yang baru saja menyelesaikan reli enam hari, tidak membuat harga emas terus tertekan. Selama enam hari perdagangan terakhir, Fawad menuturkan, harga emas hanya turun tiga kali. Sedangkan perak lima kali.

Indeks dolar AS menguat 0,1 persen terhadap enam mata uang utama pada Jumat waktu setempat. Selama sepekan, indeks dolar AS naik 1,1 persen. Dolar AS yang lebih kuat menjadi negatif untuk harga komoditas karena membuatnya lebih mahal bagi pengguna mata uang lainnya.

Harga logam lainnya antara lain harga platinum naik 0,7 persen menjadi USD 802,50 per ounce. Harga platinum selama sepekan turun 2,9 persen.

Harga paladium naik 1 persen menjadi USD 1.371,20 per ounce. Sementara itu, harga tembaga susut 0,6 persen menjadi USD 2.811 per pound. Selama sepekan, harga tembaga naik 1,4 persen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya