Juragan Starbucks Kembali Disindir karena Punya Banyak Duit

Banyak duit justru menjadi beban bagi mantan CEO Starbucks.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 22 Feb 2019, 07:25 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2019, 07:25 WIB
Kurangi limbah plastik, produsen kopi ini buka gerai ramah lingkungan
Starbucks Indonesia mengurangi sampah plastik dengan membuak gerai yang ramah lingkungan (Starbucks Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan CEO Starbucks Howard Schultz maju sebagai calon presiden Amerika Serikat (AS) untuk menggantikan petahana Donald Trump. Modal Schultz terdiri atas miliaran dolar AS harta serta pengalaman membesarkan Starbucks menjadi brand global.

Sayangnya, status miliarder Schultz malah menjadi sasaran lawan politiknya. Senator Bernie Sanders, yang juga mencalonkan diri sebagai presiden, menyindir Schultz bisa terjun politik hanya karena banyak uang.

"Banyak orang kenalan saya bekerja keras untuk bertahan hidup dan menghasilkan 40, 50 ribu dolar per tahun yang lebih memahami politik (daripada Schultz), dengan segala hormat," ujar ujar Bernie ketika ditanya tentang mantan CEO Starbucks itu, seperti dikutip Fox Business.

Ia pun melanjutkan, sistem politik yang korup menyebabkan miliarder seperti Schultz bisa terjun ke panggung politik. Pasalnya, mereka yang berduit bisa gampang membayar iklan TV agar makin tenar.

"Karena kita memiliki sistem politik korup: siapapun yang miliarder bisa membuang banyak uang untuk iklan TV," tukas Sanders.

Sanders bukan orang pertama yang menyindir Schultz karena statusnya sebagai miliarder. Sebelumnya, Senator Elizabeth Warren juga melancarkan ad hominem pada Schultz. Bernie dan Warren sama-sama politisi sayap kiri yang terkenal populis.

Schultz terkenal kritis ke sayap kanan dan kiri, sehingga ia ingin maju sebagai calon independen. Menurut Forbes, kekayaanmantan bos Starbucks ini mencapai USD 3,5 miliar atau Rp 49,1 triliun (USD 1 = Rp 14.051).

Gerah Dikritik karena Kaya Raya

Howard Schultz
Howard Schultz

Miliarder Howard Schultz, Pemilik Starbucks, makin gerah akibat kritikan atas kekayaannya. Ini terjadi karena mulai muncul tudingan tidak sedap terkait cita-citanya menjadi presiden Amerika Serikat (AS).

Salah satunya adalah fakta bahwa Schultz adalah seorang miliarder. Itu disinyalir membuatnya tidak memahami kehidupan sehari-hari masyarakat umumnya. Ia pun angkat suara dan menyatakan kehidupannya justru merupakan "American Dream". 

"Saya dikritik karena seorang miliarder. Mari kita bicarakan itu. Saya berusaha sendiri ... Saya berpikir demikianlah mimpi orang Amerika, aspirasi Amerika," ujar Schultz di MSNBC.

Ia pun menjelaskan segudang prestasi yang diraihnya kala menjadi bos Starbucks. Di antaranya adalah jaminan kesehatan, pemberian saham, dan biaya kuliah gratis.  "Dan Elizabeth Warren (senator Partai Demokrat) ingin mengkritik saya karena sukses?" pungkasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya