Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan sejumlah infrastruktur pengendali banjir rob di Semarang. Wilayah ini kerap tergenang air akibat kenaikan permukaan air laut.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, dengan beroperasinya pompa di Sungai Sringin dan Tenggang sudah dapat mengatasi banjir rob yang sering menggenangi beberapa wilayah di Semarang seperti Genuk, Kaligawe, dan sekitarnya.
"Disampaikan dalam laporan bahwa pabrik-pabrik di sekitar sini sudah mulai aktif kembali, karena dulu hampir setiap hari terkena rob, terendam banjir sehingga jalan yang ada juga rusak terus," ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin (25/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dia juga mengungkapkan, untuk menahan limpasan rob, dibangun tanggul rob yang membentang sepanjang 2,17 km dari Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), melingkari kawasan industri Terboyo hingga Kali Sringin.
"Saya instruksikan juga sepanjang tanggul dirapikan dengan penerangan yang baik, ditanami pohon, sehingga bisa digunakan untuk aktivitas sosial bahkan olahraga, seperti untuk dayung,"Â ucap dia.
Kementerian PUPR melalui BBWS Pemali Juana bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang sejak Desember 2016 telah memulai pembangunan pengendali banjir rob Semarang yang dibagi dalam dua paket pekerjaan, yakni Sistem Polder Sringin dan Tenggang.
Saat ini pekerjaan kedua paket progres fisiknya telah mencapai 90 persen dan ditargetkan rampung Juni 2019.
Pekerjaan Paket I mencakup pembuatan kolam retensi Banjardowo berkapasitas 30 ribu m3, normalisasi serta perbaikan parapet Kali Sringin, pembangunan pintu muara dan Polder Kali Sringin dengan tanggul dari Kali Tenggang ke Sringin.
Polder Sringin tersebut dilengkapi dengan pompa berkapasitas 5 x 2 m3 per detik yang dapat berfungsi memompa air rob kembali ke laut. Pekerjaan paket I dilakukan lewat sistem Kerja Sama Operasi (KSO) antara kontraktor PT ADHI-PT Basuki dengan pendanaan APBN 2016-2019 senilai Rp 202,12 miliar.
Sementara untuk pekerjaan Paket II berupa pembuatan kolam retensi Rusunawa Kaligawe berkapasitas 66 ribu m3, pembangunan pintu muara dan Polder Tenggang di muara Kali Tenggang dengan tanggul penahan di kawasan terminal dan industri Terboyo dan normalisasi serta perbaikan parapet Kali Tenggang.
Polder Tenggang dilengkapi pompa berkapasitas 6 x 2 m3 per detik. Pekerjaan paket II dilakukan kontraktor PT. WIKA -PT. AMB (KSO) dengan pendanaan APBN 2016-2019 senilai Rp 259,26 miliar. Lebih lanjut, Menteri Basuki menuturkan, Semarang memiliki 5 polder untuk mengatasi banjir rob.
Pada 2016 lalu, sudah dirampungkan Polder Banger, sehingga banjir dan rob di Pelabuhan Semarang hingga Semarang Tengah relatif bisa tertangani. Sedangkan untuk 2 Polder lainnya yakni Polder Tawang dan Polder Kali Semarang sudah beroperasi sejak 2014.
Â
Proyek Lain
Selain pembangunan polder, Semarang juga memiliki proyek pembangunan bendung gerak/karet di sungai Kanal Banjir Barat (KBB) yang juga menjadi bagian infrastruktur pengendali banjir di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.
Pada saat musim hujan, air yang masuk di Sungai KBB akan ditahan bendung tersebut. Saat ketinggian air mencapai elevasi 2,5 meter, maka air langsung didorong oleh karet bendungan ke hilir sungai dan masuk ke laut.
Sementara pada musim kemarau bendung karet sepanjang 155,5 meter tersebut juga berfungsi sebagai long storage yang dapat menampung sekitar 700 ribu m3 air. Pengerjaan proyek pembangunan bendung karet KKB tersebut telah dilakukan sejak November 2017 dengan nilai kontrak Rp 147,24 miliar.
Konstruksi dikerjakan oleh kontraktor PT Adhi Karya dan Minarta. Saat ini, progres fisiknya sebesar 68,3 persen dan ditargetkan beroperasi pada sekitar Mei-Juni 2019. Tak hanya di Semarang, proyek pengendali banjir rob juga dibangun di Pekalongan.
Saat ini, progres pengerjaan tanggul sudah mencapai 60 persen, sehingga Menteri Basuki menargetkan pada musim hujan mendatang sudah bisa dioperasikan.
Pengendalian banjir dan rob di Kota dan Kabupaten Pekalongan menggunakan sistem polder. Total panjang tanggul yang dibangun sepanjang 7,2 km. Proyek ini terdiri dari tiga paket.
Paket I berupa pekerjaan tanggul dan long storage sepanjang 2,85 km lebar 30 m, normalisasi dan pemasangan parapet Sungai Mrican, pembangunan rumah pompa Mrican dan rumah pompa Silempeng.
Pekerjaan dilakukan kontraktor PT Bina Mitra Indosejahtera-PT Aset Prima Tama (KSO) dengan pendanaan APBN 2017-2019 senilai Rp 145,47 miliar. Paket II berupa pekerjaan tanggul dan long storage sepanjang 2,1 km lebar 30 meter, normalisasi dan pemasangan parapet Sungai Bremi dan Meduri sepanjang 4,46 km, pembangunan rumah pompa Sengkareng.
Pekerjaan dilakukan oleh kontraktor PT PP-PT SAC Nusantara (KSO) dengan pendanaan APBN 2017-2019 senilai Rp 193 miliar. Paket III berupa pekerjaan tanggul dan long storage sepanjang 2,31 km dan lebar 10 meter serta pembangunan rumah pompa. Dikerjakan oleh kontraktor PT Hutama Karya dengan pendanaan APBN 2017-2019 senilai Rp 127,5 miliar.
Advertisement