Petani Dapat KUR, Bisa Lunasi Setelah Panen

Menko Darmin mengharapkan agar perbankan mulai mempermudah petani dan peternak untuk mengakses KUR.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2019, 17:45 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2019, 17:45 WIB
Harga Gabah Kering Turun
Petani memanen padi varietas Ciherang di areal persawahan Desa Ciwaru, Sukabumi, Sabtu (23/6). Petani mengeluhkan harga gabah kering panen saat ini Rp 488 ribu/kwintal dibanding tahun lalu yang menembus Rp 600 ribu/kwintal. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan bahwa Kredit Usaha Rakyat atau KUR dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses permodalan.

Karena itu, dia meminta pihak perbankan dapat menyesuaikan penagihan kewajiban membayar angsuran sesuai dengan kemampuan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang baru melakukan kredit.

"Kami minta bank-bank BRI terutama, BNI, Mandiri, kalau disalurkan jangan mulai tagih bulan depan. Bisa jual kambing dia (untuk bayar angsuran). Itu prinsipnya," kata dia, di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019).

"Untuk yang (kredit untuk modal mengolah) sawah, bayar yarnen, bayar setelah panen. Jadi tidak perlu dia jual ayam atau kambing, tunggu dia ada hasilnya," tegas Darmin.

Mantan Gubernur Bank Indonesia ini pun mengharapkan agar perbankan mulai mempermudah petani dan peternak untuk mengakses KUR.

"Proses pengurusan KUR tidak boleh susah. Memang belum semuanya tapi sebagian sudah pakai kartu. Kelihatan sawahnya di mana, kredit dia terakhir berapa. Itu namanya bank yang cerdas. Kalau masih pakai formulir berlembar-lembar masyarakat bingung," tegas dia.

Selain itu, dia pun menegaskan bahwa dalam pengajuan KUR, persyaratan agunan bukanlah hal yang wajib. "Masih ada bank tanya, sertifikat mana. Sebetulnya KUR itu tidak wajib agunan. Asal jelas sawah Anda," ungkapnya.

"Ada saja petugas bank di lapangan dia tanya juga (sertifikat tanah). Kalau ada itu aman buat dia. Dan itu normal saja. Aturannya tidak wajib," tandas Darmin.

Reporter: Wilfridus Setu Embu 

Sumber: 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi: Kalau Dapat KUR Jangan Buat Beli Baju

Pentani
Petani menyiram sawah untuk mencegah hasil tanam mengalami kekeringan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja di Desa Cisaat, Leuwigoong, Garut, pada Sabtu (19/1/2019) pagi. Kehadirannya untuk meninjau Gerakan Mengawal Musim Tanam Oktober-Maret 2017/2019 dan Kewirausahaan Pertanian.

Di lokasi acara yang terletak di sebuah sekolah SD dan di tepi persawahan yang luas, Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo kemudian meninjau produk-produk petani yang telah dipasarkan melalui Bumdes Shop, BUMN Shop, dan Perta Shop.

Di lokasi yang sama sudah hadir masyarakat setempat yang berkerumun untuk menyaksikan kunjungan Presiden Jokowi. Banyak dari mereka yang tetap bekerja menanam padi di lahan yang terletak di sisi lokasi acara. 

Setelah meninjau pameran produk, Jokowi kemudian menuju tepian sawah, berjongkok di pematang, lalu mengobrol dengan petani yang sedang bertanam padi. Selama sekitar 10 menit, Presiden berinteraksi dengan para petani, ia kemudian menyampaikan pidato dan pesan-pesan agar petani bisa mengembangkan diri melalui kewirausahaan pertanian.

Jokowi saat berpidato juga memanggil dua petani yakni satu orang petani yang telah mendapatkan KUR dan seorang lainnya adalah petani yang baru akan dan ingin mengakses KUR.

Asep, warga Kampung Muara Hilir berkesempatan untuk maju dan mengaku sudah mendapatkan KUR sebesar Rp 3 juta. Presiden menanyakan peruntukan dana tersebut, dan Asep menjawab seluruhnya digunakan untuk kepentingan produksi pertanian.

"Kalau dapat KUR, saya titip ya, jangan dipakai pinjaman KUR untuk beli baju, beli jaket, atau motor. Hati-hati, enggak bisa mengembalikan. Pinjam KUR itu gunakan seluruhnya untuk menutup biaya-biaya ongkos produksi. Seperti tadi yang disampaikan Pak Asep, bisa untuk ongkos tanam pekerja, bisa untuk beli pupuk, bisa untuk beli bibit," kata Jokowi dikutip dari Antara.

Asep mengaku saat musim panen yakin bisa mengembalikan pinjaman itu karena biasanya mendapat Rp 10 juta dari hasil tanam padinya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya