BWI Dorong Generasi Milenial Bayar Wakaf

Badan Wakaf Indonesia (BWI) terus berkomitmen mengoptimalkan potensi wakaf agar dapat berkontribusi dalam menguatkan ekonomi.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mar 2019, 12:38 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2019, 12:38 WIB
(Foto: Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)
Indonesia Wakaf Summit 2019 (Foto: Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Wakaf Indonesia (BWI) terus berkomitmen mengoptimalkan potensi wakaf agar dapat berkontribusi dalam menguatkan ekonomi.

Komitmen ini juga dilakukan sejalan sebagai upaya untuk memperbesar dunia perwakafan di Tanah Air.

Ketua BWI, Mohammad Nuh membeberkan, ada beberapa isu strategis dalam upaya memperbesar dunia perwakafan Indonesia.  Salah satunya adalah isu mengenai wakif atau orang yang mewakafkan sebagian hartanya.

"Kalau ditanya apa yang harus dilakukan memperbesarkan dunia perwakafan? Pertama adalah bagaimana caranya memperbanyak wakif," kata Nuh dalam sambutannya pada saat acara Indonesia Wakaf Summit 2019, di Jakarta, Selasa (5/3/2019).

Nuh mengatakan, upaya pihaknya untuk memperbanyak wakif adalah dengan menggaet seluruh lapisan masyarakat. Dalam hal ini, tidak hanya orang tua saja, melainkan generasi milenial pun turut menjadi sasaran.

"Mulai dari senior sampai milenial itu yang sampai sekarang kita harus dorong anak 15 tahun. Oleh karena itu kita ingin perbanyak wakif melalui literasi sehingga nanti dia (milenial) akan menjadi wakif," imbuh Nuh.

 

 

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Pola Pikir tentang Wakaf Perlu Dibenahi

Mantan Menteri Pendidikan dan Budaya ini melanjutkan, isu kedua yakni mengenai pengelolaan harta wakaf itu sendiri. Menurut dia, pola pikir masyarakat tentang wakaf saat ini perlu dibenahi. Sebab, sebagian masyarakat masih beranggapan wakaf itu hanya berkaitan dengan masalah tanah.

"Kalau dulu wakaf sebatas urusan tanah maka Alhamdulillah pemikiran dari pendahulu kita harta wakaf smakin luas. Mulia dari tanah, royalti, apa saja sudah semakin berkembang dan memudahkan orang memberikan wakafnya," ujar dia.

Kemudian upaya terakhir dalam mengembangkan perwakafan yakni menciptakan nilai tambah dari wakaf itu sendiri.

"Nilai wakaf adalah nilai tambah, oleh karena itu ciri yang paling gampang bagi umat memasuki prradaban modern adalah wakafnya maju apa tidak, kalau tidak maju berarti belum. Tapi kalau perwakafan sudah modern maka di situ suatu kemajuan peradaban," pungkasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya