Liputan6.com, Jakarta - Allianz Indonesia mencatat kinerja dana investasi (fund) polis unit link yang dikelola sepanjang 2018 terdampak oleh ketidakpastian ekonomi global.
Chief lnvestment Officer Allianz Life Indonesia Ni Made Daryanti menyebutkan, meskipun kondisi ekonomi Indonesia yang stabil pada 2017 menjadi modal yang kuat mengawali 2018, namun beberapa peristiwa sepanjang 2018 memiliki dampak terhadap pasar.
"Memasuki kwartal II nilai tukar rupiah terhadap dolar AS secara konsisten terus melemah dan sentimen global juga sedang tidak bersahabat di mana Bank Sentral AS (The FED) memastikan akan ada lebih banyak kenaikan suku bunga pada tahun 2018 dibandingkan tahun sebelumnya," kata dia dalam acara paparan kinerja di Allianz Tower, Kuningan, Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, dia mengungkapkan ada beberapa kondisi lain, seperti kekhawatiran perang dagang (trade war) antara AS dan China, kenaikan harga minyak dan melemahnya rupiah terhadap Dollar Amerika juga memberikan dampak kepada pasar di Indonesia.
Kondisi tersebut membuat Bank Indonesia (BI) juga melakukan penyesuaian suku bunga acuan sebanyak 1,75 persen dalam 6 kali kenaikan hingga mencapai angka 6 persen.
"Kondisi ini memberi tekanan secara domestik maupun global terhadap instrumen obligasi, yang membuat kepemilikan asing terhadap obligasi pemerintah menyentuh angka terendah di 2018 pada 37 persen," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kondisi Pasar Saham
Kondisi pasar saham pun tidak jauh berbeda, pada Juni indeks menyentuh angka terendah pada 2018 di level 5.600
"Mengikuti kondisi pasar yang sangat menantang, Allianz Indonesia berhasil meminimalisir risiko fluktuasi return investasi dengan total dana kelolaan sebesar Rp 35,33 triliun atau turun sebesar -1,32 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 35,8 triliun," ujarnya.
Total dana kelolaan tersebut sudah termasuk dana kelolaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Allianz.
Di tengah ketidakpastian pergerakan kondisi pasar di tahun 2018, Allianz Indonesia dapat dengan baik mengelola 60 fund. Beberapa fund yang paling banyak dipilih oleh nasabah sepanjang 2018, adalah SmartLink Equity Fund dengan dana kelolaan Rp 9,78 triliun, SmartLink Balanced Fund dengan dana kelolaan Rp 2,18 triliun dan SmartLink Fixed Income Fund dengan dana kelolaan sebesar Rp 992,87 miliar.
"Sementara kami masih dapat mempertahankan kepercayaan untuk mengelola aset nasabah dengan kenaikan jumlah nasabah sebanyak 600.869 atau bertambah sebesar 4,68 persen dari tahun sebelumnya sebanyak 573.990,” ujarnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement