Kemendag Bangun Ekosistem UKM Berbasis Ekspor

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggandeng pihak swasta membangun ekosistem akselerasi ekspor.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Mar 2019, 18:30 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2019, 18:30 WIB
Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggandeng pihak swasta membangun ekosistem akselerasi ekspor melalui penguatan akses pasar usaha kecil menengah (UKM) berorientasi ekspor.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Oke Nurwan mengungkapkan, UKM dapat menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia di masa depan dengan menguatnya pasar UKM Indonesia di dalam negeri maupun di kancah global.

"Banyak produk yang dihasilkan UKM memiliki kualitas dan desain yang prima. Namun, tantangan yang dihadapi di era perdagangan terbuka dan berbasis daring saat ini adalah bagaimana mencari pasar ekspor atau pembeli di pasar global, menjawab permintaan, menjaga kesinambungan suplai barang, dan melakukan pengiriman yang cepat sampai ke tujuan. Diharapkan, pihak swasta dapat mendampingi pelaku UKM secara langsung untuk menjawab berbagai tantangan tersebut," ujar Oke, Sabtu (9/3/2019).

Para pihak swasta tersebut antara lain adalah PT Anugerah Tangkas Transportindo (ATT Group) yang bergerak di ranah logistik global dan MINPlus yang merupakan perusahaan perintis anak negeri di bidang aplikasi ramah guna untuk memudahkan UKM dalam proses ekspor.

Ada pula unicorn-unicorn berskala nasional dan global lain, seperti Alibaba.com, serta lembaga keuangan seperti perbankan Indonesia dan LPEI.

"Sudah saatnya Pemerintah Indonesia berpihak kepada UKM dalam mendorong ekspor dengan cara menguatkan dan mengembangkan potensi UKM," lanjut Oke.

 

Kunci Utama Dorong UKM

Kinerja Ekspor dan Impor RI
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor Kemendag, Olvy Andrianita, menambahkan, kunci utama mendorong UKM untuk meningkatkan akses pasar di era perdagangan daring saat ini adalah efektivitas komunikasi dan menyampaikan pesan produk barang dan jasa yang akan dijual.

Selain itu, kecepatan dan ketepatan waktu dalam proses pengiriman, serta tersedianya asuransi perdagangan.

Untuk itu, kerja sama penguatan UKM akan berfokus pada emat pilar program percepatan transaksi pemasaran global melalui media nonkonvensional, yaitu pendampingan pengenalan pasar global, pendampingan operasional pemasaran digital untuk mempercepat terjadinya transaksi dalam platform niaga, pendampingan menggunakan aplikasi MINPlus dalam menjalankan proses ekspor, dan pembaruan informasi regulasi ekspor.

"Diharapkan, program ini dapat meningkatkan ekspor UKM ke pasar tradisional maupun nontradisional dengan lebih kondusif. Penguatan UKM Indonesia juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk UKM di pasar global,” lanjut Olvy.

Selain itu, program ini juga diharapkan mampu meningkatkan aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi, serta pengetahuan dan keterampilan pengembangan industri. Pada seminar tersebut, pelaku-pelaku UKM yang telah mampu melakukan ekspor juga membagikan pengalaman ekspornya kepada perusahaan-perusahaan rintisan. 

"UKM harus memanfaatkan informasi yang ada sehingga mampu mengembangkan bisnis melalui laman komersial nonkonvensional. Selanjutnya, melalui program pendampingan fasilitasi ekspor yang holistik tersebut, UKM juga dapat mengubah pola pikir ‘luring’ menjadi lebih proaktif menjemput pembeli," lanjut Olvy.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya