43 Wirausaha Endeavor Indonesia Raup Pendapatan Rp 31,5 Triliun pada 2018

Endeavor Indonesia memaparkan produktivitas komunitas wirausahanya.

oleh Athika Rahma diperbarui 20 Mar 2019, 16:45 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2019, 16:45 WIB
(Foto: Liputan6.com/Athika R)
Endeavor Indonesia fokus mendukung wirausahawan dengan prinsip high impact entrepreneurship (Foto:Liputan6.com/Athika R)

Liputan6.com, Jakarta - Endeavor Indonesia, organisasi yang memimpin gerakan high impact entrepreneurship di seluruh dunia beberkan produktivitas komunitas wirausahanya.

Dicatat dari laporan Impact Report 2016-2018, 35 perusahaan yang dijalankan oleh 43 Endeavor Entrepreneurs (EE) sukses meraup Rp 31,5 triliun secara keseluruhan pada 2018.

Chairman Endeavor Indonesia, Harun Hajadi menyatakan, tercapainya angka pendapatan yang besar tidak terlepas dari peran berbagai pihak.

"Kami sangat senang melihat hasil dan dampak jaringan kami. Hal ini tidak akan terjadi tanpa dukungan dan kontribusi ratusan pemimpin bisnis, entrepreneur yang produktif, investor, profesional, pemerintah, media dan pemain kunci lainnya," ungkap Harun di Jakarta, (20/3/2019).

Endeavor Indonesia fokus mendukung wirausahawan dengan prinsip high impact entrepreneurship. Wirausahawan tidak hanya memikirkan akselerasi bisnisnya tapi juga dampak yang diberikan kepada masyarakat.

Beberapa perusahaan yang bergabung dengan Endeavor Indonesia sudah dikenal di masyarakat luas, termasuk salah satu start-up Unicorn, Bukalapak, efishery, kata.ai, Investree, Female Daily Network dan lainnya.

 

Kemenperin Bakal Cetak 20 Ribu Wirausaha Baru

Kerajinan Anyaman Koran Bekas
Sejumlah ibu membuat kerajinan tangan dari koran bekas di Kampung Sirnasari, Tanah Baru, Bogor, Rabu (13/2). Industri rumahan tersebut mampu menyumbangkan pendapatan hingga Rp 1,5 juta/bulan bagi setiap keluarga. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan dapat menghasilkan 20 ribu wirausaha baru sampai dengan akhir 2020. Berbagai program dilakukan guna mendorong pertumbuhan wirausaha baru, salah satunya inkubator bisnis kreatif, terutama yang berbasis teknologi.

Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar mengatakan, pengembangan inkubasi bisnis start-up berbasis teknologi merupakan salah satu program unggulan Kemenperin. Dalam program ini ide-ide bisnis berbasis teknologi diciptakan, serta diuji dan dipersiapkan untuk memasuki pasar.

"Hal ini dilakukan melalui suatu kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, civitas akademika dan wirausahawan start-up," kata dia, melalui keterangan tertulis, Jakarta, Rabu 30 Januari 2019.

Dia mengatakan, untuk menggenjot wirausaha di Indonesia hingga 4 persen dari total jumlah penduduk di Indonesia, Kemenperin juga telah menggandeng beberapa perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

"Kami juga membuka peluang untuk kerjasama dengan perguruan tinggi lainnya," tutur Haris.

Hingga saat ini, sudah ada beberapa wilayah yang punya pusat inkubator yang dibangun oleh pemerintah. Misalnya saja, Bandung Techno Park, Bali Creative Industry Center (BCIC), Incubator Business Center di Semarang, Makassar Technopark dan Pusat Desain Ponsel di Batam.

"Dengan banyaknya jumlah industri kreatif atau start up yang berbasis teknologi di dalam negeri, diharapkan bisa memberi kontribusi positif bagi perekonomian nasional," ujar Haris.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya