Investigasi Lanjutan Boeing 737 Max 8, Menhub Tunggu Rekomendasi FAA

Menteri Perhubungan Budi Karya menanggapi kelanjutan penyelidikan pesawat Boeing 787 Max 8.

oleh Athika Rahma diperbarui 21 Mar 2019, 19:13 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2019, 19:13 WIB
Boeing 737 MAX
Polish Airlines dengan jenis pesawat Boeing 737 MAX varian 8 berjalan di landasan Bandara Internasional Borispol. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya menanggapi kelanjutan penyelidikan pesawat Boeing 737 Max 8. Investigasi akan dilakukan secara independen, namun tetap membutuhkan rekomendasi dari Boeing dan Federal Aviation Administration (FAA).

"Kami akan tindaklanjuti apa yang direkomendasikan (Boeing dan FAA). Laik terbang diikuti dengan SOP yang baru atau bahkan ada perubahan yang baru," ungkap Budi di Jakarta, Kamis (21/03/2019).

Dia juga menyatakan ada kemungkinan perangkat lunak MCAS Boeing akan diubah. Namun dia masih menunggu Boeing mengumumkan hal tersebut.

Sebelumnya, telah diadakan telekonferensi mengenai investigasi jatuhnya pesawat JT 610. Namun Kemenhub belum bisa menginformasikan secara pasti hasilnya karena belum mengikuti telekonferensi tersebut.

Saat ini, Indonesia masih yakin dengan rekomendasi FAA dan akan terus menunggu instruksi selanjutnya. Apalagi pemerintah Amerika Serikat dinilai cukup adil dalam memberikan sanksi-sanksi pada pihak terkait.

"Pasti harus percaya (pada FAA). Apalagi pemerintah Amerika Serikat cukup fair memberi sanksi. Kita tunggu saja," ungkap Budi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pesawat 737 Max 8 Jatuh, Boeing Rombak Pejabat

Kemenhub Sidak Boeing 737 Max 8 di Bandara Soetta
Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Bandara Soekarno-Hatta melalukan inspeksi terhadap pesawat jenis Boeing 737 Max 8 yang terparkir di Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta), Kota Tangerang.

 Boeing melakukan perombakan pada posisi petinggi mereka yang menjabat sebagai insinyur. Langkah ini diambil setelah Eropa dan Kanada kembali menyuarakan protes terkait keselamatan Boeing.

Dilansir Reuters, John Hamilton yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden dan kepala insinyur di divisi Pesawat Komersial Boeing akan fokus sepenuhnya pada jabatan kepala insinyur.

"Ini akan membuatnya sepenuhnya mengabdikan perhatian pada investigasi yang masih berlangsung terkait kecelakaan," tulis Kevin McAllister yang merupakan CEO unit tersebut. 

Hamilton pernah menjabat sebagai wakil presiden pada April 2016 hingga Maret 2019. Lalu, pada Juli 2013 sampai Maret 2016, Hamilton menjabat sebagai wakil presiden bagian Keselamatan, Keamanan, dan Kepatuhan.

Ia pun sempat mengurus program Commercial Airplanes Organization Designation Authorization, sebuah program terkait tugas sertifikasi keselamatan di bawah Administrasi Penerbangan Federal (Federal Aviation Administration, FAA) di Amerika Serikat.

E-mail Kevin McAllister itu didapatkan oleh Reuters. Juru bicara Boeing menolak berkomentar tetapi memastikan isi e-mail tersebut valid.

Lebih lanjut, dalam e-mail tersebut McAllister berkata Boeing sedang melakukan prioritasi dan membawa sumber daya tambahan demi proses investigasi.

Selain Hamilton, Lyenne Hopper juga diangkat menjadi wakil presiden bagian Engineering. Hopper sebelumnya memimpin bagian Tes dan Evaluasi di bagian Engineering, Tes, dan Teknologi Boeing.

Hingga kini, berbagai negara dan maskapai di seluruh dunia sedang mengkandangkan Boeing Max 737 Max 8. Saham Boeing pun masih turun 11 persen semenjak tragedi Ethiopian Airlines.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya