JICT Yakin Layanan Transhipment Bisa Bersaing dengan Negara Lain

Dengan standar kualitas dan pengalaman panjang, JICT optimis layanan transhipment ini dapat bersaing dengan pelabuhan di negara lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mar 2019, 14:07 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2019, 14:07 WIB
Aktivitas di JICT
Aktivitas di Jakarta International Container Terminal, Jumat (15/3). BPS mencatat impor pada Februari 2019 turun tajam 18,61 persen menjadi US$12,2 miliar dibanding bulan sebelumnya US$14,99 miliar. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Serikat Karyawan (Sekar) PT Jakarta International Container Terminal (JICT) mendukung upaya manajemen untuk meningkatkan layanan dengan melayani transhipment kargo international. Dengan layanan ini, peran JICT semakin strategis, sehingga dapat berkontribusi lebih besar bagi perekonomian Indonesia.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Sekar JICT, Mufti mengatakan, dengan standar kualitas dan pengalaman panjang, JICT optimis layanan transhipment ini dapat bersaing dengan pelabuhan di negara lain. Selama ini kargo international singgah dulu di pelabuhan Singapura atau Malaysia, tidak langsung ke Tanjung Priok.

"Kami memiliki sistem dan SDM yang sudah teruji lebih dari 20 tahun. Layanan ini akan akan semakin memposisikan JICT sebagai yang terdepan di Indonesia dan itu membuat karyawan JICT bangga," kata Mufti dalam keterangan tertulis, Jumat (22/3/2019).

Menurut Mufti, karyawan JICT secara kontinyu mendapatkan pelatihan dan upgrade kemampuan dengan belajar di pelabuhan-pelabuhan lain yang terhubung dengan Hutchison Group. Program yang telah berlangsung sejak masuknya Hutchison ini telah menjadi salah satu kunci kemajuan JICT hingga saat ini.

"Investasi SDM yang dilakukan JICT menjadikan karyawan sebagai aset penting perusahaan. Yang menguntungkan karyawan juga mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik dari industri ini," imbuh Mufti.

Selama lebih dari 20 tahun, JICT yang semula hanya terminal kecil di Tanjung Priok, kini menjelma sebagai perusahaan terminal petikemas terbaik dan terbesar di Indonesia. Sebagai bagian dari PT Pelindo II, JICT juga berkontribusi besar terhadap pendapatan BUMN pelabuhan terbesar di Indonesia tersebut.

Dengan adanya perpanjangan kontrak antara Hutchison Ports dan Pelindo II di JICT hingga 2039, kini Pelindo II mendapatkan rental fee dari JICT hingga USD 85 juta per tahun, lebih dari Rp 1 triliun (kurs Rp 14.000 per USD).

Hadirnya Hutchison Ports di JICT telah menjadikan terminal ini memiliki standar layanan tertinggi di Indonesia. Lebih penting lagi, sebagai pengelola pelabuhan global, jaringan Hutchison membuat JICT makin banyak dilayari kapal-kapal besar dengan tujuan di seluruh dunia.

 

Ekspor Langsung

Aktivitas di JICT
Aktivitas di Jakarta International Container Terminal, Jumat (15/3). BPS mencatat nilai ekspor pada Februari 2019 tercatat sebesar US$12,53 miliar atau turun 10,05 persen dari bulan sebelumnya, yakni US$13,93 miliar.(Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumnya di 2018 lalu Presiden Joko Widodo melepas pengiriman ekspor dari terminal JICT yang dibawa langsung ke Los Angeles, Amerika dengan kapal berkapasitas 10 ribu TEUs.

Ini membuktikan bahwa Indonesia telah mampu melayani kapal-kapal besar dengan bertujuan langsung (direct vessel), bukan hanya ke Amerika tetapi juga ke Afrika, Australia, Eropa dan tentunya ke negara-negara Asia tanpa melalui Singapura.

"JICT akan terus bekerja dan mengoptimalkan seluruh potensinya untuk kemajuan ekonomi Indonesia. Dengan direct vessel, ekspor akan lebih efisien dan akan menaikkan daya saing produk-produk Indonesia," ujar Wakil Direktur Utama JICT, Riza Erivan.

Reporter: Idris Rusadi Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya