Industri Rokok Elektrik Indonesia Incar Pasar Ekspor Setahun ke Depan

Saat ini produsen likuid lokal memiliki keahlian menghasilkan likuid berkualitas dunia.

oleh Athika Rahma diperbarui 22 Mar 2019, 20:41 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2019, 20:41 WIB
NCIG Indonesia Jadi POD Rokok Elektrik Pertama yang Bercukai
CEO NCIG Indonesia Roy Lefrans berbicara dalam peluncuran rokok elektrik NCIG oleh Nasty dan Hex di Jakarta, Jumat (22/3). NCIG Indonesia hadir sebagai POD rokok elektrik pertama yang bercukai. (Liputan6.com/HermanZakharia)

Liputan6.com, Jakarta Rokok elektrik tampaknya akan menjadi komoditi ekspor baru Indonesia. Salah satu industri rokok elektrik, NCIG Indonesia menargetkan untuk mengekspor produknya ke Asia Tenggara dalam setahun ke depan.

CEO NCIG Indonesia Roy Lefrans, menyatakan dukungan pemerintah yang membuka kesempatan bagi produsen rokok elektrik untuk bisa terus berproduksi dan menjangkau pasar global. NCIG Internasional sendiri sudah menjangkau Eropa untuk pemasaran produknya.

"Dukungan pemerintah yang tah melegalkan rokok elektrik ini harus dibarengi dengan prestasi kami agar jadi negara pertama yang berhasil mengekspor POD di seluruh Asia Tenggara," ujar dia di Jakarta, Jumat (21/3/2019).

Dia menambahkan, saat ini produsen likuid lokal memiliki keahlian menghasilkan likuid berkualitas dunia. Hal itu tentu bisa mendukung terwujudnya ekspor rokok elektrik. Rokok elektrik telah menjadi alternatif bagi pecandu rokok konvensional, bahkan digadang bisa mengurangi penggunaannya.

Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan telah mendukung legalitas industri rokok elektrik dengan menerapkan tarif cukai sebesar 57 persen. Peraturan tersebut telah ditetapkan dari 1 Juli 2018.

Produsen Tambah Kapasitas Rokok Elektrik Jadi 1 Juta pada 2019

NCIG Indonesia Jadi POD Rokok Elektrik Pertama yang Bercukai
Penampakan rokok elektrik NCIG oleh Nasty dan Hex saat peluncuran di Jakarta, Jumat (22/3). Pemerintah menerapkan tarif cukai pada rokok elektrik. (Liputan6.com/HermanZakharia)

Industri rokok elektrik kini telah mendapat pengakuan resmi pemerintah. Sejak dikeluarkannya regulasi rokok elektrik, para produsen semakin gencar menambah kapasitas produksi.

Salah satu produsen rokok elektrik, PT NCIG Indonesia Mandiri akan produksi 1 juta starter kit yang berisi pot atau device untuk merokok dan likuidnya.

Target ini ditetapkan karena banyaknya permintaan pasar, terutama bagi masyarakat yang ingin berhenti merokok.

Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Aryo Andrianto menyatakan, industri rokok elektrik telah berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya jumlah produsen, distributor dan pengecer rokok elektrik di Indonesia.

"Saat ini sudah ada 300 produsen likuid, lebih dari 100 produsen alat dan aksesoris lain, lebih dari 150 distributor dan importir dan lebih dari 5 ribu pengecer, menurut data APVI. Jumlah ini akan terus bertambah," ungkap Aryo.

Dia juga menambahkan, ada regulasi dari pemerintah membuat konsumen merasa aman menggunakan rokok elektrik. APVI akan terus mendukung langkah yang dinilai terbaik bagi produsen dan konsumen.

"Ditambah lagi dengan adanya payung hukum dari pemerintah, kami semakin yakin industri rokok elektrik akan berkembang," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya