Kabupaten Klungkung Kembangkan Energi Alternatif dari Sampah

Proses pengolahan TOSS melalui beberapa tahap hingga mampu menghasilkan listrik.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Mar 2019, 15:44 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2019, 15:44 WIB
Hamparan Sampah Penuhi Muara Angke Bak Pulau di Atas Laut
Ilustrasi sampah. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Kabupaten Klungkung, Bali, menjadi salah satu contoh wilayah yang mengembangkan pembangkit listrik alternatif melalui program Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS). Program ini merupakan hasil kerjasama antara Sekolah Tinggi Teknik (STT) Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT‎ Indonesia Power.

‎Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mengatakan, TOSS merupakan program olah sampah menjadi energi alternatif. Proses pengolahan TOSS melalui beberapa tahap hingga mampu menghasilkan listrik.

“Proses pertama yang dilakukan adalah pengumpulan sampah, kemudian peuyeumisasi dan briketisasi. Peuyeumisasi adalah teknik mengubah sampah menjadi gas menggunakan alat bio aktivator, kemudian gas tersebut digunakan sebagai bahan bakar menggerakkan generator untuk memproduksi listrik. Sementara briketiasi adalah teknik mengubah sampah menjadi bahan bakar briket," ujar dia di Jakarta, Kamis (28/3/2019).

Dia berharap dengan program TOSS ini dapat menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan persoalan sampah.

“Saya berharap dengan program ini, terutama karena program ini sudah berskala nasional, pemerintah pusat diharapkan melakukan inventarisir untuk program-program skala nasional lainnya. Sehingga, program seperti TOSS ini tidak hanya menjadi usaha lokal tapi bisa menjadi usaha skala nasional, jadi harus ada tekanan kepada Kepala Daerah dalam menangani permasalahan soal sampah, karena persoalan sampah ini tidak hanya di Klungkung," kata dia.

Selain itu, melalui program TOSS ini, Suwirta juga ingin mengembangkan riset-riset yang dilakukan oleh mahasiswa agar tidak menjadi jurnal riset semata.

“Kami selaku pemerintah daerah mendukung bekerjasama dengan perguruan tinggi, karena saya tidak mau penelitian akademisi menjadi jurnal atau sekedar riset saja dan tidak keluar untuk diaplikasikan. Saya ingin penelitian di perguruan tinggi itu menjadi eksekutor dan kami selaku pemerintah bisa menjadi fasilitator," ungkap dia.

Sementara itu, Direktur Jenderel Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Jumain Appe menyatakan dukungannya terhadap program penelitian dan inovasi yang dilakukan untuk mencari energi terbarukan. Salah satunya dengan memanfaatkan sampah.

"Penelitian seperti ini memang banyak dilakukan dan tumbuh berbagai teknologi baru oleh berbagai inovator namun bagaimana Inovasi tersebut dapat berkembang maka harus dilakukan kerjasama baik itu dari pemerintah sebagai fasilitator. Semoga ke depannya Kemenristekdikti bisa bekerjasama antara Kabupaten Klungkung, STT PLN dan PT Indonesia Power karena kita tidak bisa jalan sendirian, kita harus buat konsorsium," tandas dia.

 

 

Menko Luhut: Persoalan Sampah Mudah Diatasi Jika Dikerjakan Bersama

Sampah Plastik
Seorang pria memancing di pantai Laut Tengah di Beirut, Lebanon di antara berbagai sampah plastik. (AP)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, menilai bahwa banyak permasalahan nasional yang harus diselesaikan secara bersama-sama. Salah satunya yakni mengenai sampah.

"Masa otak bangsa kita yang hebat-hebat ini cuma ngurusin sampah aja tidak bisa? Bisa tidak kita? Ayo! sampah ini menurut saya super masalah yang harus kita selesaikan," kata Luhut saat dijumpai di Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (25/3/2019).

Luhut mengatakan, apabila ini dilakukan secara serius maka bukan tidak mungkin persoalan ini bisa segera diatasi. Oleh karena itu, dirinya mengajak seluruh masyarakat hingga para pemangku kepentingan agar berperan aktif dalam persoalan sampah.

"Jangan belum mulai apa-apa sudah bilang kurang ini kurang ini. Pasti ada kurangnya, kalau ini sudah kita mulai menggunakan spirit yang bagus, saya liat tidak ada masalah saya percaya ini bisa," jelasnya.

"Mari ayo kita kerjakan ini dan saya pikir kita tidak perlu banyak omong mengenai ini," tambahnya.

Sebelumnya, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Yusmada Faisal memperkirakan, volume sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi akan terus melonjak setiap per tahunnya. Ini terlihat dari total produksi sampah yang hasilkan DKI Jakarta saja mencapai 7-8 ribu ton per harinya.

"Di tempat ini tidak kurang dari 7.000 ton sampah diangkut dari Kota Jakarta, dan dilayani 1.200 truk sampah. Volume sampah diperkirakan akan terus meningkat 400 ton per tahun," katanya

"Artinya sudah saatnya kita sudah harus memikirkan bagaimana kita mengakhiri proses pengolahan sampah di Bantargebang ini," sambung dia

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya