Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mencatat hingga pekan terakhir Maret ini, aliran modal asing (capital inflow ) yang masuk ke Indonesia telah mencapai Rp 90 triliun. Dana tersebut masuk melalui berbagai instrumen keuangan ke pasar domestik.
Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo menyebutkan tingginya angka tersebut merupakan cerminan kepercayaan investor asing. "Satu hal yang saya sampaikan, ini sentimen investor ke kita masih positif," kata dia di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (29/3/2019).
Dia mengungkapkan, aliran modal masuk dari instrumen domestik baik Surat Berharga Negara (SBN) maupun yang lain, hingga pekan lalu posisinya nett surplus, sehingga secara year to date (ytd) mendekati Rp 90 triliun dari Januari sampai posisi pekan lalu.
Advertisement
Dia mengungkapkan, dengan derasnya aliran modal masuk ini akan memperkuat fundamental ekonomi nasional dan stabilitas nilai tukar.
Bank Indonesia dipastikan akan terus memantau kondisi gejolak ekonomi global khususnya kondisi perekonomian negara Turki dan Argentina guna melihat kebijakan yang akan ditempuh pemerintah dan bank sentral.
Krisis yang terjadi di Argentina dan Turki dinilai dapat berpengaruh pada perekonomian negara-negara emerging market atau negara berkembang lainnya, termasuk Indonesia.
"Tapi kita lihat sentimen itu masih cukup baik di kita, dari penempatan dana di kita, dan itu kita lihat pertama di 2019 mata uang kita mudah - mudahan lebih stabil," ujarnya.
"Artinya kira memang harus awasi emerging Turki di Argentina Eropa tapi kita lihat sentimen itu masih cukup baik di kita dari penempatan dana di kita," dia menandaskan.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Survei BI: Inflasi Capai 0,14 Persen hingga Minggu IV Maret 2019
Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 0,14 persen secara month to month (mtm) pada minggu terakhir Maret 2019.
Hal itu disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo saat ditemui di Mesjid kompleks BI, Jakarta, Jumat (29/3/2019).
"Berdasarkan pemantauan harga sampai dengan minggu IV, pada Maret 2019 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,14 persen (mtm)," kata dia.
Baca Juga
Sementara itu, jika dilihat secara tahunan laju inflasi tercatat 2,51 persen year on year (yoy) atau secara tahun kalender 0,39 persen (ytd).
Dody mengungkapkan, inflasi ini masih disumbang oleh tingginya harga bawang merah dan mahalnya tiket pesawat.
"Inflasi yang relaitf seperti dari bawang merah kemudian masalah angkutan udara meksipun kontribusinya semakin kecil sekitar 0,02. Artinya sudah dengan inflasi itu cukup moderat bahkan bisa dikatakan itu masih sangat kecil," ujar dia.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement