Menko Darmin: Angka Inflasi Rendah karena Harga Beras Terkendali

Awal tahun ini yang paling besar menyumbang inflasi adalah kenaikan harga jagung yang kemudian berdampak pada harga telur dan daging ayam.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Feb 2019, 18:31 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2019, 18:31 WIB
BI Resmi Luncurkan Gerbang Pembayaran Nasional
Menko Perekonomian Darmin Nasution memberi sambutan dalam acara launching Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di Gedung BI, Jakarta, Senin (4/12). BI meresmikan GPN sebagai sistem pembayaran yang terintegrasi di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, inflasi pada Januari 2019 sebesar 0,32 persen cukup baik jika dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun lalu. Hal ini dipengaruhi oleh harga beras yang cukup stabil pada bulan tersebut.

"Inflasi Januari 0,32 persen ya masih cukup baik apa lagi dibandingkan dengan Januari tahun lalu. Tahun lalu itu, 0,9 persen. Tahun sebelumnya jauh lebih tinggi lagi. Tahun lalu ingat tidak? beras bergejolak tahun ini tidak," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Jumat (1/2/2019).

Awal tahun ini, kata Darmin, yang paling besar menyumbang inflasi adalah kenaikan harga jagung yang kemudian berdampak pada harga telur dan daging ayam. "Jadi kalau dilihat kelompok barangnya, inflasinya ya masih tertinggi bahan makanan 0,9 persen lain-lain di bawah itu sandang, pakaian," jelasnya.

Darmin melanjutkan, ke depan pemerintah masih akan terus mengendalikan harga beras dan komoditas pangan lainnya. Hal tersebut agar inflasi berada pada target yang telah ditentukan pada angka 3,5 plus minus 1 persen.

"Ke depannya, tentu saja kita kalau pangan kita akan kendalikan. Apapun kita berusaha keras supaya inflasi ada disekitar 3.5 persenan plus minus satu," jelasnya.

Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menambahkan, jika inflasi tahun ini tercapai, maka tahun depan pemerintah akan menurunkan target capaian inflasi di angka 3 persen plus minus satu. Tentunya, langkah ini diambil apabila keseluruhan kondisi ekonomi mendukung.

"Ya kita menganalisa situasi ekonomi kita itu tidak bisa ditimbang dengan satu macam A satu macam B. Jadi ekonomi kita itu saya kira yang hasilnya lumayan bagus tentu ada yang lain lain pertumbuhan, kemiskinan dan macam-macam. Itu inflasi konsisten 4 tahun turut-turut dia ada di dalam range 3.5 plus minus satu. Dan itu walaupun gejolak harga terjadi tahun lalu itu tetapi ya inflasi kita oke." pungkas dia. 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber:m Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BPS: Inflasi Januari 2019 Sebesar 0,32 Persen

Inflasi
Ilustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto melaporkan inflasi pada Januari 2019 sebesar 0,32 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender mencapai 0,32 persen dan inflasi tahun ke tahun atau year on year sebesar 2,82 persen.

"Pada Januari 2019 inflasi 0,32 persen. Dengan angka ini berarti tingkat inflasi tahun kalender 0,32 persen. Tahun ke tahun 2,82 persen," ujar Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Jumat (1/2/2019). 

Suhariyanto mengatakan, inflasi tersebut masih dalam range target pemerintah. Dia juga mengatakan, capaian tersebut merupakan salah satu pencapaian yang bagus di awal tahun.

"Sebuah capaian yang bagus diawal tahun. Capaian 0,32 persen, penyebab utamanya harga ikan dan beberapa sayuran," jelasnya.

Suhariyanto melanjutkan, dari 82 kota IHK yang dilakukan pemantauan pada Januari 2019, sebanyak 73 kota mengalami inflasi. Sedangkan 9 kota lainnya mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,23 persen, sedangkan terendah yaitu Pematang Siantar sebesar 0,01 persen. Sementara untuk deflasi tertinggi dialami Tual sebesar -0,87 persen dan deflasi terendah di Merauke sebesar -0,01 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya