Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan berharap aplikasi digital (startup) Indonesia di sektor perikanan bisa terus berkembang dan menembus level Unicorn.
Luhut mengatakan, saat ini telah ada sejumlah startup perikanan buatan anak bangsa seperti Aruna dan FishOn. Kedua startup ini diharapkan bisa terus berkembang dan berkontribusi bagi kemajuan sektor perikanan Indonesia.
"Sebenarnya sudah ada startup Aruna. Nah ini nanti dibuat lagi satu model, kita akan satu bikin model nanti akan akan jalan, kita akan pindahkan ke tempat lain. Kita harapkan CSR BUMN bisa berpartisipasi karena ini kan menyentuh ekonomi nelayan di bawah," ujar dia di Jakarta, Senin (8/4/2019).
Advertisement
Menurut dia, Aruna dan FishOn serta startup perikanan punya potensi besar untuk menembus level Unicorn. Hal ini didukung oleh kekayaaan alam laut Indonesia yang besar.
"Ini bisa saja jadi Unicorn baru karena kekayaan dari laut kita banyak sekali. Selama ini kita coba. Apakah ini akan berhasil? Kalau dikelola dengan bagus pasti akan berhasil. Aluna contohnya, mereka bisa di 10-12 provinsi di Indonesia timur dan barat dalam masalah ikan," jelas dia.
Luhut mengungkapkan, pemerintah juga akan terus berusaha untuk membantu pengembangan aplikasi-aplikasi semacam ini. Salah satunya dengan mempermudah proses perizinan investasi.
"Tinggal pemerintah bagaimana, misalnya mereka minta masalah izin. Saya kita tugas kita sebagai pejabat pemerintah untuk memberikan pelayanan dan mempermudah, tidak hanya sekedar melarang saja," tandas dia.
Alasan Menko Luhut Luncurkan Program Satu Juta Nelayan Berdaulat
Sebagai upaya membantu nelayan memahami teknologi, Kementerian Koordinator Bidang Maritim meluncurkan Program Satu Juta Nelayan Berdaulat pada hari ini. Acara peluncuran bertempat di Telkom Landmark Tower, Jakarta.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan kondisi Indonesia yang mayoritas merupakan wilayah kelautan seharusnya mampu membuat para nelayan hidup sejahtera.
"Indonesia yang besar ini bagus, 70 persen Indonesia adalah laut. Kalau 1 juta nelayan berdaulat itu sangat pantas sekali. Kekayaan kita ya sangat besar. Penduduk kita 269 juta. GDP Rp 1,1 triliun. Muslim 230 juta lebih," kata Luhut, Senin (8/4/2019).
Baca Juga
Program Satu Juta Nelayan Berdaulat dilatarbelakangi oleh fakta kekayaan laut Indonesia menurut data UNDP pada tahun 2017 mencapai USD 2,5 triliun per tahun dan baru dapat dimanfaatkan sebesar 7 persen.
Ini karena minimnya teknologi yang dikuasai nelayan nasional yang berjumlah 2,7 juta menurut data KKP 2017.
"Bidang kemaritiman memprakarsai sebuah program yang kami sebut dengan program Satu Juta Nelayan Berdaulat. Program ini akan kami jadikan program unggulan atau prioritas," ujarnya.
Luhut melanjutkan, masalah utama nelayan Indonesia adalah belum adanya dukungan teknologi untuk menemukan lokasi keberadaan ikan secara akurat, real time dan murah. Ikan hasil tangkapan nelayan cepat membusuk, dan harga jual ikan yang murah di kalangan tengkulak.
Masalah lainnya adalah tidak adanya sinyal komunikasi di laut, tidak adanya sarana komunikasi dengan keluarga didarat, transaksi penjualan yang masih konvensional, tidak adanya pertolongan saat terjadi kecelakaan melaut, terbatasnya unit patrol laut untuk menjaga kedaulatan laut Indonesia, hingga akses permodalan dimana posisi nelayan yang belum bankable.
Advertisement
Kedaulatan Ekonomi
Program Satu Juta Nelayan Berdaulat bertujuan meningkatkan kedaulatan ekonomi nelayan Indonesia melalui dukungan teknologi 4.0, meningkatkan tingkat pemanfaatan sumber daya laut dari 7 persen menjadi minimal 17 persen.
Kemudian mengurangi angka kemiskinan nasional hingga 25 persen, dan meningkatkan kedaulatan maritim Indonesia dengan melibatkan nelayan sebagai garda terdepan penjaga kedaulatan negara
Dalam program ini, nelayan akan dikenalkan dengan teknologi dan diharapkan dapat menjadi solusi sektor maritim di Era Industri 4.0.
Nelayan mendapat dukungan teknologi berupa aplikasi FishOn, yaitu aplikasi berbasis android dengan fitur pencarian ikan, pengawetan ikan, penjualan ikan, komunikasi/chatting, pencatatan hasil tangkapan ikan, panic button untuk permintaan bantuan dalam kondisi darurat, fitur pembayaran elektronik dan fitur belanja kebutuhan sehari-hari yang terhubung dengan koperasi nelayan.
Tonton Video Ini: