Investasi Bakal Mengalir Deras ke RI Pasca Pemilu

Meski pemilu berlangsung relatif aman dan kondusif, namun masih ada satu hal lagi yang harus dipenuhi.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Apr 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2019, 11:00 WIB
20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Investasi diyakini akan mulai mengalir masuk ke Indonesia pasca berlangsungnya pemilihan umum (pemilu). Selama ini banyak investor yang menunggu kondisi pasca pesta demokrasi dan kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan terpilih.

Ekonom Asia Development Bank Institute, Eric Suganti mengatakan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pada 2019 ini investor menyoroti pelaksanaan dan hasil dari pemilu. Banyak yang masih menunggu kondisi di dalam negeri pasca pemilu.

"Ada fenomena bahwa investor di sektor riil dalam posisi wait and see menunggu hasil pemilu 2019," ujar dia di Jakarta, Jumat (19/4/2019).

Pengamat Kebijakan Publik, Sidik Pramono menyatakan, meski pemilu berlangsung relatif aman dan kondusif, namun masih ada satu hal lagi yang harus dipenuhi jika ingin investasi nasional segera tumbuh, yaitu soal kepastian investasi.

Menurut dia, tingginya tingkat ketidakpastian berinvestasi di Indonesia disebabkan oleh kebijakan sering berubah-ubah. Hal ini yang kerap dikeluhkan oleh para investor.‎

“Banyak faktor yang dapat mengubah suatu kebijakan, namun di Indonesia saya melihat seringkali dikarenakan adanya pergantian pimpinan atau adanya kepentingan lain,” ungkap dia.‎

Hal tersebut, lanjut Sidik, membuat investor yang merujuk pada suatu kebijakan untuk menjalankan bisnisnya harus mengalami kerugian karena kebijakannya berubah dan tidak sejalan dengan rencana bisnis yang sudah disusun oleh investor.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dana Asing Berpotensi Masuk Rp 21 Triliun ke Pasar Saham RI

20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Usai pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019, aliran dana investor asing cukup deras masuk ke pasar saham Indonesia. Lalu bagaimana potensi aliran dana investor asing masuk ke pasar saham Indonesia pada 2019?

Berdasarkan data RTI, Kamis (18/4/2019), aliran dana investor asing mencapai Rp 1,41 triliun di pasar regular.

Total transaksi harian saham mencapai Rp 13,2 triliun. Aksi beli investor asing juga mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,40 persen atau 25,67 poin ke posisi 6.507,22.

Dalam laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia disebutkan potensi aliran dana investor asing masuk ke pasar saham usai pemilu 2019 dapat mencapai USD 1 miliar-USD 1,5 miliar. Angka itu sekitar Rp 14,04 triliun (asumsi kurs Rp 14.048 per dolar AS) hingga Rp 21,07 triliun.

Bila melihat data rata-rata aliran dana investor asing yang masuk pada tahun pemilu sekitar USD 2,2 miliar atau sekitar Rp 30,90 triliun.

Secara year to date (Ytd) 2019, aliran dana investor asing yang masuk sudah mencapai USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,04 triliun.

Perusahaan manajer investasi ini menyebutkan kalau Pemilu 2019 di Indonesia menerima sentimen positif dengan masuknya aliran dana investor asing dan rekomendasi overweight (saham berpeluang menguat dan bisa melebihi indeks saham yang jadi patokan).

"Di India dan Thailand, aliran dana investor asing masuk sebelum pemilu. Kedua pasar itu diberikan rekomendasi underweight oleh mayoritas perusahaan sekuritas," tulis Ashmore.

Sementara itu, Analis PT Artha Sekuritas, Frederik Rasali menilai, pelaku pasar perlu mencermati aliran dana investor asing yang masuk ke saham-saham kapitalisasi besar.

Hal ini mengingat investor asing lebih saham kapitalisasi besar karena lebih likuid pergerakan sahamnya dan tak terlalu berisiko.

Oleh karena itu, ia juga merekomendasikan kepada investor untuk mencari saham-saham BUMN berkapitalisasi yang masih undervalue.

 

 

 


Dongkrak Saham Kapitalisasi Besar

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Ashmore memperkirakan, tambahan aliran dana investor asing mencapai USD 1,2 miliar dapat mendorong valuasi IHSG tujuh persen. Ini berdasarkan analis pada Pemilu 2014. Rata-rata valuasi IHSG saat pemilu sekitar 16,8-17 kali. Saat ini valuasi IHSG sekitar 15,7 kali.

Ashmore menyebutkan, kalau potensi aliran dana investor asing yang masuk dapat mendongkrak saham-saham berkapitalisasi besar dan yang lesu. Akan tetapi, saham kapital kecil berpotensi menguat.

Ashmore pun merekomendasikan overweight untuk saham bank, bahan material, konstruksi, infrastruktur dan konsumsi.

Adapun sejumlah hal yang dapat dicermati usai Pemilu 2019 antara lain aliran dana investor asing, kebijakan pemerintah untuk menarik dana investor asing secara langsung ke sektor riil dan potensi suku bunga acuan turun pada semester II 2019.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya