Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatatkan terjadi penurunan realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar 0,9 persen pada kuartal I 2019.
BKPM merilis PMA pada kuartal I 2019 sekitar Rp 109,7 triliun sementara pada tahun lalu periode yang sama sebesar Rp 108,9 triliun.
Menyikapi hal ini, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penurunan investasi asing dipengaruhi oleh ekonomi global yang sempat terguncang tahun lalu. Tidak hanya Indonesia, negara berkembang lainnya juga mengalami hal yang sama.
Advertisement
"Sebenarnya kita tetap fokus menggunakan semua instrumen dan kebijakan di dalam mengakselerasi investasi, dari sisi investasi dengan adanya lingkungan global di mana kecenderungan suku bunga meningkat dan direspons oleh BI tentu itu juga akan menjadi tantangan untuk tahun 2019," ujar dia di Kantor Pajak, Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Baca Juga
Sri Mulyani mengatakan, prospek investasi di Indonesia masih akan membaik ke depannya. Hal tersebut didukung dengan kondisi makroekonomi yang terkendali, terlihat dari tren pertumbuhan ekonomi berada di atas 5 persen dan inflasi pada kisaran 3,5 persen.
"Untuk FDI mereka akan melihat kondisi prospek dari regional maupun di Indonesia. Dalam hal ini kita masih positif, artinya kita masih memiliki pertumbuhan yang prospeknya tinggi, stabilitas dari sisi inflasi masih terjaga, dan dari sisi indikator makroekonomi yang lain baik dari moneter maupun fiskal kita juga jaga secara baik," ujar dia.
Untuk membuat investasi menarik di mata asing, Kementerian Keuangan akan terus mempertajam instrumen-instrumen untuk memberikan kemudahan berusaha di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga akan mengkaji insentif bagi investor.
"Dari kami di Kemenkeu, kita akan terus mempertajam insrumen-instrumen untuk memberikan insentif maupun kemudahan agar invesasi itu bisa berjalan tentu bekerja sama dengan kementerian lain untuk bisa meningkatkan daya atraksi dan competitiveness dari investasi di Indonesia," tandas Sri Mulyani.
Reporter: Anggun P.Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Realisasi Investasi pada Kuartal I 2019
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis data realisasi investasi kuartal I 2019, dengan total investasi mencapai Rp 195,1 triliun. Angka itu naik 5,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2018 , yaitu sebesar Rp 185,3 Triliun.
Kepala BKPM, Thomas Lembong menyebutkan nilai investasi selama kuartal I Tahun 2019 untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 87,2 Triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 107,9 triliun.
Sementara itu, tenaga kerja yang terserap selama periode tersebut adalah sebanyak 235.401 tenaga kerja Indonesia.
"Nilai realisasi investasi triwulan tersebut sudah mencapai 24,6 persen dari target investasi tahun 2019 sebesar Rp 792,0 triliun. Capaian realisasi investasi ini sangat penting untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen padq tahun 2019 dapat terealisasi," kata dia di kantornya, Selasa, 30 April 2019.
Dibandingkan 2018, pertumbuhan investasi PMDN pada kuartal I 2019 meningkat sebesar 14,1 persen, dari Rp 76,4 Triliun pada kuartal I Tahun 2018 ke Rp 87,2 triliun. Akan tetapi, terjadi penurunan pada investasi PMA pada kuartaI I 2019. PMA tersebut turun 0,9 persen dibanding kuartal I 2018 yang sebesar Rp 108,9 triliun menjadi Rp 107,9 triliun.
"Mengacu data triwulan I Tahun 2019 terjadi tren positif terhadap pertumbuhan PMA yang semula pada triwulan IV Tahun 2018 adaIah -11,6 persen menjadi 0,9 persen pada triwulan I Tahun 2019. Kami melihat tren positif ini akan berlanjut pada masa mendatang, apalagi didukung dengan tekad kuat pemerintah yang akan melanjutkan reformasi di bidang ekonomi, pemanfaatan Online Single Submission (OSS) yang lebih baik, serta intensifikasi pengawalan investasi oleh berbagai instansi pemerintah terkait baik di pusat dan daerah," ujarnya.
Advertisement
Selanjutnya
BKPM juga mencatat, realisasi investasi (PMDN & PMA) berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah: Jawa Barat (Rp 37,3 triliun, 19,1 persen); DKI Jakarta (Rp 24,7 triliun, 12,7 persen); Jawa Tengah (Rp 21,4 triliun, 11,0 persen); Jawa Timur (Rp 12,6 triliun, 6,5 persen); dan Banten (Rp 12,5 triliun, 6,4 persen).
"Hal yang menggembirakan lainnya adalah terjadinya tren peningkatan investasi di luar Jawa, yang tumbuh sebesar 16,7 persen bila dibandingkan dengan triwulan I Tahun 2018. Capaian ini disumbang oleh investasi di Indonesia bagian timur, khususnya di sektor pengolahan hasil tambang yang sangat penting untuk peningkatan ekspor. Selain sektor tersebut, sektor pariwisata di Indonesia bagian Timur berpotensi untuk terus dikembangkan, terutama pariwisata bahari maupun wisata minat khusus, yang tentunya akan dapat mendiversifikasi destinasi wisata di Indonesia," ujar dia.
Pada periode kuartal I 2019 realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp 85,8 triliun meningkat 16,7 persen dari periode yang sama pada tahun 2018 sebesar Rp 73.5 triliun.
Sedangkan, realisasi investasi (PMDN & PMA) berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah: Transponasi, Gudang, dan Telekomunikasi (Rp 37,3 Triliun, 19,1 persen); Listrik, Gas, dan Air (Rp 33,2 triliun, 17,0 persen); Konstruksi (Rp 19,5 , 10,0 persen); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp 18,8 triliun, 9,7 persen), serta Pertambangan (Rp 15,1 triliun, 7,7 persen).