PT KBN Kembangkan Kawasan Industri Pintar

PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) bekerja sama dengan Telkom Digital Solution meluncurkan Enterprise Resource Planning (ERP).

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jul 2019, 18:30 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2019, 18:30 WIB
PT Kawasan Berikat Nusantara
Komplek Pergudangan di Kawasan Berikat Nusantara (Foto: PT KBN)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) bekerja sama dengan Telkom Digital Solution dalam rangka pengembangan sistem digital. Salah satunnya dengan meluncurkan Enterprise Resource Planning (ERP).

Direktur Pengembangan PT KBN, Rahayu Ahmad Junaedi menyatakan ERP adalah sistem informasi manajemen yang mengintegrasikan dan otomatisasi proses bisnis dengan aspek operasi atau produksi dalam sebuah perusahan. ERP akan menjadi gerbang bagi KBN memasuki Smart Industri Park 4.0.

“Sistem ERP dapat membantu kami melakukan tranformasi bisnis menuju Smart Industri Park 4.0. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk siap bersaing di era digital," kata dia di Jakarta, Senin (1/7/2019).

 

Junaedi menjelaskan, ERP akan membantu memantau dan mengontrol berbagai aktifitas bisnis perusahaan. Rencananya ERP akan dimulai pada Oktober mendatang.

“Dalam transformasi industri menuju suatu kawasan industri modern dan transparan diperlukan inovasi untuk mengintegrasikan semua proses bisnis seperti finance, sales, purchase, accounting, delivery, billing, production, inventory management dan human resource secara terintegrasi.  Sistem bagus seperti ini jangan ditunda penerapannya, agar semua prosedur berjalan tepat waktu. 

Sementara itu, Executive General Manager Telkom Digital Solution, Irma Dilarama mengungkapkan, program ini tercetus dari hasil Focus Group Discussion (FGD) Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Juni 2018 lalu. Ini juga menjadi bentuk dari program sinergi BUMN yang dicanangkan oleh pemerintah.

"Kami membantu seluruh BUMN untuk melakukan transformasi ke sistem digital. Saya bangga bisa menjadi mitra strategis PT KBN dalam rangka memasuki era industri 4.0. Dengan sistem ERP, PT KBN akan memiliki data secara real time dan akurat. Data tersebut akan sangat berpengaruh dalam membantu Direksi melakukan analisa serta prediksi dalam membuat keputusan manajemen yang lebih cepat, tepat dan efisien. Transparan dan terintergrasi merupakan kunci untuk memasuki industri 4.0. Kami siap membantu menyiapkan sistem big data, dan artificial intelligence untuk semua aktifitas binis di PT KBN," tandas Irma.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kawasan Industri Senilai USD 300 Juta Dibangun di Karawang

Inilah Manfaat Keberadaan Industrial Research Center di Meikarta
Industrial Research Center (IRC) yang dibangun Lippo Group di Kota Baru Meikarta akan memberikan banyak manfaat untuk kawasan industri.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto meresmikan dimulainya pembangunan kawasan industri Karawang New Industry City Tenants di Karawang (KNIC), Jawa Barat, kemarin. Kawasan industri tersebut dibangun oleh perusahaan asal China yaitu China Fortune Land Development (CFLD). 

Airlangga mengungkapkan, pembangunan KNIC yang meggelontorkan dana mencapai USD 300 juta ini mampu menarik investasi hingga USD 100 juta dari enam perusahaan yang telah berkomitmen menjadi tenant-nya. Investor tersebut antara lain berasal dari China, Taiwan, Jepang, dan Indonesia.

Kawasan industri terpadu ini juga ditargetkan mampu menciptakan 4.000 lapangan pekerjaan baru.

"kami mengapresiasi pembangunan KNIC ini, terlebih lagi sebagai kawasan industri yang diarahkan menuju kawasan industri 4.0, paparnya. KNIC akan dikelola oleh CFLD International, perusahaan perencana, pengembang, dan operator kota industri baru berskala internasional," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6/2019).

KNIC dinilai memiliki lokasi strategis karena terletak 47 km di timur Jakarta dan berada tepat di tengah-tengah jalur ekonomi antara kota Jakarta dan Bandung.

Apalagi didukung oleh  infrastruktur utama, seperti jalan tol Cikampek, LRT Jabodetabek, rencana kereta cepat Bandung Jakarta, tol elevated, Bandara Kertajati, dan Pelabuhan Patimban.

Kawasan industri ini memiliki luas sebesar 205 hektare serta akan dilengkapi dengan infrastruktur kelas dunia koneksi digital. Saat ini, telah dilengkapi kantor pengelola serta sarana dan prasarana seperti jalan, jaringan listrik, dan sarana pendukung lainnya.

Selain itu, akan disiapkan fasilitas yang dirancang khusus untuk mendukung program bangunan hijau, industri pangan, industri elektronika, industri logistik modern, serta ruang inovatif untuk industri kecil dan menengah (IKM).

"Sebagai pengelola kawasan industri, KNIC perlu tetap meningkatkan pelayanan kepada perusahaan industri serta menguatkan hubungan kerja sama dengan pemerintah dan bidang usaha lainnya, termasuk turut serta meningkatkan sumber daya manusia industri yang kompeten," kata dia.

Sulteng Bakal Jadi Pusat Industri Manufaktur di 2024

Mimpi Konawe Jadikan Indonesia Penghasil Baja Urutan 4 Dunia
Pabrik pemurnian bijih nikel di Wilayah PT VDNI, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. (Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Sulawesi Tengah (Sulteng) diyakini akan menjadi pusat industri manufaktur pada 2024. Ini lantaran daerah terserbut miliki cadangan sumber daya alam nikel hingga gas bumi yang akan memicu daerah tersebut sebagai pusat basis pertumbuhan strategis.

“Sulawesi Tengah memiliki keunggulan komparatif dengan cadangan sumber daya nickel pig iron, biji besi dan gas yang sangat bisa diandalkan. Saya optimis tahun 2024, daerah ini akan menjadi pusat industri manufaktur di Pulau Sulawesi,” ujar Anggota Komisi VII DPR RI Ahmad M Ali di Jakarta.

Ali mengemukakan, Sulteng merupakan provinsi terbesar di Pulau Sulawesi dengan luas wilayah daratan 68,033 kilometer persegi dan luas laut mencapai 189,480 kilometer persegi.

Wilayah tersebut memiliki tantangan dari sisi konektivitas, mencakup semenanjung bagian timur dan sebagian semenanjung bagian utara serta Kepulauan Togean di Teluk Tomini dan pulau-pulau di Banggai Kepulauan di Teluk Tolo hingga ke perbatasan Sulawesi Tenggara. Terlebih, sebagjan besar daratan di provinsi ini berupa pegunungan.

“42,8 persen berada di atas ketinggian 500 meter dari permukaan laut dan Katopasa adalah gunung tertinggi dengan ketinggian 2.835 meter dari permukaan laut, kita butuh infrastruktur yang besar sekali,” jelas dia.

Kendala lain yang harus dicari solusinya, lanjut Ali, adalah perbedaan sebaran sumber daya alam dan iklim membuat pertumbuhan tidak merata. Tantangan itu kata dia dalam bentuk ketimpangan pembangunan antar daerah, di mana ada yang pertumbuhannya tinggi. Hal ini karena sumber daya alam yang besar seperti minyak dan gas, tambang nikel perkebunan dan sebagainya, sementara daerah lain terbatas.

“Konektivitas melalui perbaikan dan penambahan infrastruktur darat, laut, dan udara adalah kunci untuk membangun pemerataan pembangunan melalui daya pacu keunggulan kompetitif dan komparatif di masa mendatang,” paparnya.

KEIN Inisiasi Peta Jalan Industri Kreatif Menuju 2045

KEIN
Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional atau KEIN Soetrisno Bachir saat berdiskusi dengan media di Jakarta, Senin (27/5/2019). Diskusi tersebut membahas percepatan investasi dan ekspor untuk mendorong pertumbuhan yang berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) tengah mempersiapkan roadmap atau peta jalan industri kreatif Indonesia hingga 2045. Rapat bersama lintas sektor digelar KEIN pada Rabu kemarin, yang langsung dipimpin Ketua KEIN Soetrisno Bachir setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan agar peta jalan tersebut segera dibuat.

“Roadmap industri kreatif ini sangat penting karena potensi besar Indonesia. Industri kreatif tumbuh pesat dibarengi dengan bonus demografi. Jumlah penduduk usia produktif bakal sangat besar yang akan melesatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar dia di Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Ikut hadir dalam rapat tersebut, Sekretaris KEIN Putri Wardani, Ketua Pokja Industri Kreatif Irfan Wahid, dan Ketua Pokja Industri Pedesaan Aries Muftie.

Irfan Wahid mengatakan, industri kreatif sering disebut sebagai industri masa depan Indonesia. Penyebutan ini tak salah. Sebab, industri tersebut berhasil berkontribusi sebesar Rp 1,009 triliun terhadap PDB Indonesia pada 2017 lalu.

“Industri ini telah menyerap angka tenaga kerja sebanyak 17,43 juta tenaga kerja Indonesia, dan masih akan tumbuh pesat lagi. Dengan potensi sebesar ini, kita perlu tahu di mana kita bisa melakukan optimasi. Di mana bottlenecking atau sumbatan yang perlu kita buka agar semakin pesat lagi pertumbuhannya,” ungkap dia.

Apalagi, kata Irfan, perilaku konsumen semakin mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif yang beririsan dengan ekonomi digital. Pada 2016 lalu, misalnya. Sebanyak 63,5 persen pengguna internet bertransaksi melalui online.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya