Jokowi Bersama Presiden Korsel Bahas Kerja Sama Industri Strategis di KTT G20

Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di KTT G20.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Jun 2019, 11:18 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2019, 11:18 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berfoto dengan pemimpin Amerika Serikat Donald Trump di sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019). (foto: dokumentasi Biro Pers Kepresidenan)
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berfoto dengan pemimpin Amerika Serikat Donald Trump di sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019). (foto: dokumentasi Biro Pers Kepresidenan)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Osaka, Jepang di sela-sela gelaran KTT G20 pada Jumat 28 Juni 2019.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menuturkan, dalam kesempatan itu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyampaikan dukungannya terhadap konsep ASEAN mengenai Indo Pasifik.

Indo Pasifik yang baru saja disepakati para pemimpin ASEAN pada KTT ke-34 ASEAN di Bangkok, Thailand pada Sabtu, 23 Juni 2019, merupakan konsep kerja sama negara-negara sepanjang Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Hal ini dalam peningkatan kerja sama dengan mengedepankan prinsip keterbukaan dan penghormatan terhadap hukum internasional.

Industri Strategis

Selain masalah Indo Pasifik, Retno menuturkan, dalam pertemuan bilateral Presiden Jokowi dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in itu juga dibahas mengenai tindak lanjut kunjungan Presiden RI ke Seoul pada September 2018, antara lain mengenai kerja sama dalam konteks industri strategis, kemudian investasi Korea Selatan yang ada di Indonesia antara lain di bidang hiburan, garmen dan sebagainya.

"Kemudian, kesepakatan untuk segera menyelesaikan perundingan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IKCEPA dan juga komitmen kedua kepala negara untuk menyelesaikan perundingan aset pada akhir tahun ini," ujar Retno, dalam keterangan kepada wartawan, seperti dikutip dari laman Setkab, Sabtu (29/6/2019).

Saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Moon Jae-in itu, Presiden Jokowi antara lain didampingi oleh Menko Kemaritiman Luhut B.Pandjaitan, Mensesneg Pratikno, Menlu Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

KTT G20, Jokowi Ingatkan Ekonomi Digital Harus Mampu Jangkau Seluruh Masyarakat

Iriana Jokowi curi perhatian di KTT G20
Iriana Jokowi terlihat mencuri perhatian dalam balutan blouse dan batik khas Indonesia yang elegan di KTT G20. (AP Photo/Michael Sohn)

Sebelumnya, Indonesia memberikan perhatian lebih atas isu inklusivitas dalam ekonomi digital dan pengembangan sumber daya manusia yang menjadi salah satu topik pembahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang, pada Jumat, 28 Juni 2019.

Dalam forum internasional tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan inisiatif Indonesia atas usulan "Inclusive Digital Economy Accelerator Hub" atau IDEA Hub.

Indonesia mengonsepkan IDEA Hub sebagai sebuah wadah global bagi para pelaku bisnis digital, utamanya yang berstatus unicorn, untuk mengkurasi ide serta berbagi pengalaman yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah, swasta, maupun UMKM.

Usulan IDEA Hub ini dicetuskan untuk mengurangi angka kesenjangan sosial dan ekonomi antarnegara.

"IDEA Hub pada dasarnya merupakan tempat mengkurasi, mengelola, dan berbagi pengalaman model bisnis digital para Unicorn anggota G20," ujar Jokowi dalam KTT G20 Sesi II yang membahas soal ekonomi digital dan kecerdasan buatan, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 28 Juni 2019.

Pembelajaran terhadap model bisnis digital dalam IDEA Hub tersebut mencakup tiga area informasi, yakni sharing economy, workfoce digitalization, dan financial inclusion.

Ketiga area informasi itulah yang diharapkan dapat mengurangi ketimpangan ekonomi antarnegara dan mempercepat ekonomi inklusif secara global.

Isu inklusifitas inilah yang mendorong Indonesia menyelenggarakan 'the 1st World Conference on Creative Economy' di Bali pada November 2018.

Di samping itu, Jokowi juga memandang perlunya mempersiapkan masyarakat ekonomi digital yang mampu memanfaatkan perkembangan ekonomi digital yang tengah berkembang.

Menurut dia, ada tiga pilar utama dalam upaya mempersiapkan masyarakat ekonomi digital itu. "Pertama, peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia. Kedua, pembangunan infrastruktur digital penting untuk terus ditingkatkan," ucapnya.

Bangun Palapa Ring

Proyek Palapa Ring Mulai Beroperasi Akhir 2018
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, menyatakan Palapa Ring akan mulai beroperasi pada akhir 2018 (Foto: Ist)

Dalam hal pembangunan infrastruktur digital, Indonesia sedang membangun proyek Palapa Ring yang akan menyambungkan jaringan infrastruktur digital sepanjang 13.000 kilometer.

Jaringan tersebut akan mampu menjangkau 514 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Adapun pilar ketiga pembangunan masyarakat ekonomi digital yang disebutkan Jokowi ialah perbaikan dan peningkatan iklim investasi dalam mendukung pengembangan ekonomi digital.

"Ketiga, ekosistem dan iklim investasi pengembangan ekonomi digital harus terus diperbaiki," tuturnya.

Di hadapan para pimpinan negara-negara G20 yang hadir, ia juga mengingatkan ekonomi digital dan pemerataannya harus mampu menjangkau kepentingan segenap golongan masyarakat sebagaimana prinsip yang ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

"Sebagai penutup, saya ingin mengingatkan bahwa ekonomi digital tidak boleh melupakan kepentingan setiap orang. Tidak boleh ada orang yang tertinggal, no one left behind," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya