Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sedang membangun jalur kereta cepat Jakarta-Bandung. Nantinya kereta cepat ini memiliki kecepatan hingga 200 kilometer per jam dan melintas di bawah tanah menuju ke jalur layang.
Diprediksi perjalanan dari Jakarta-Bandung hanya memakan waktu 35 menit Namun demikian, upaya pembangunan ini terganjal oleh izin Pemerintah Daerah (Pemda).
Bupati Bandung Barat, Aa Umbara enggan mengakomodir proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Sebab, PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) belum berkomitmen terhadap pemerintah daerah.
Advertisement
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pehubungan Budi Karya Sumadi akan menindaklanjuti terkait masalah izin yang diberikan oleh pemerintah daerah tersebut. Pihaknya akan menerjunkan Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan KCIC untuk selesaikan.
"Saya akan tugaskan Dirjen Kereta dan Direktur KCIC untuk menyelesaikan masalah ini masalah komunikasi saja," tutur Budi saat ditemui di Kantor Kemaritiman, Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Seperti diketahui proyek pembangunan kereta cepat ini dimulai 2018 lalu. Proyek dimulai dari kawasan Halim Perdanakusuma hingga kawasan Tegal Luar, Kabupaten Bandung.
Berdasarkan catatan merdeka.com, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA sendiri mencatat konstruksi kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) telah mencapai 9,2 persen sampai dengan Februari 2019. Perusahaan menargetkan pembangunan KCJB mencapai 55 persen pada tahun ini.
"Kereta cepat itu sekarang progresnya 8 hampir 9,2 persen. Sampai akhir bulan lalu 9,2 persen," ujar Direktur Utama WIKA, Tumiyana, Senin, 25 Maret 2019.
Pembebasan lahan menjadi salah satu kendala pengerjaan KCJB. Namun kini perkembangan pembebasan lahan sudah menyentuh 94 persen. Adapun sisanya enam persen merupakan proses fasos dan fasum.
"Kita pembebasan tanahnya sudah 94 persen. Sekarang sisa yang 6 persen itu adalah fasos dan fasum. Tapi kita coba forecast mudah-mudahan tanahnya bisa rampung sampai dengan awal Juni ini," kata Direktur Utama WIKA, Tumiyana.
Dia menegaskan, pekerjaan proyek KCJB masih berlangsung terus hingga hari ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Ridwan Kamil: Ada Kereta Cepat, Jakarta-Bandung Hanya 40 Menit
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan jarak tempuh Jakarta dan Bandung akan berkurang menjadi 40 menit saja. Pengurangan waktu tempuh ini berkat selesainya proyek kereta cepat.
Ridwan menyebut akhir tahun ini progres kereta cepat akan selesai 60 persen. Barulah pada akhir tahun depan akan beres 100 persen.
"Akhir tahun depan target selesai 100 persen. Jakarta-Bandung cukup ditempuh 40 menit," ujar Ridwan Kamil dalam akun Instagram resminya.
Bersama dengan Menteri BUMN Rini Soemarno, sang gubernur menyaksikan terowongan di area Walini sepanjang 608 meter. Proyek kereta cepat ini tidak memakai dana APBN dan berhasil menjaring tenaga kerja lokal serta melahirkan empat kota baru.
"Dengan hadirnya jalur kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini, maka akan hadir 4 kawasan kota baru (Halim, Karawang, Walini dan Tegal Luar)," ujar Ridwan Kamil.
Proyek kereta cepat ini juga memberi dampak ekonomi bagi para pemuda. Ke depannya, kawasan kota baru itu juga menghasilkan lapangan kerja bagi generasi Z.
"Sekitar 3-5 juta lapangan kerja baru untuk generasi Z Jawa Barat akan hadir jika 4 kawasan kota baru terwujud dan 5-10 tahun ke depan," ucapnya.
Advertisement
Perkembangan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Capai 59 Persen pada 2019
Sebelumnya, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) berhasil mencapai progres baru. Salah satunya bisa terlihat dari progres Tunnel Walini sepanjang 608 meter di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat yang pada hari ini sukses ditembus.
Keberhasilan tersebut sekaligus menginisiasi target pengerjaan kereta cepat pada akhir 2019 ini bisa mencapai 59 persen.
Dalam kunjungannya ke Tunnel Walini, Menteri BUMN Rini M Soemarno mengapresiasi pencapaian ini, lantaran pengerjaan mega proyek ini sempat banyak menemui kendala di masa awal.
"Untuk saya ini betul-betul satu milestone, karena ketika Presiden (Jokowi) melakukan groundbreaking pada 2016, ternyata kendalanya cukup banyak. Terutama masalah pembebasan lahan," ujar dia di Walini, Selasa, 14 Mei 2019.
Menurut dia, progres pengerjaan sudah bisa berjalan lancar dalam 6 bulan terakhir. Sehingga ia menargetkan proyek bisa terselesaikan 59 persen pada akhir tahun ini.
"Semoga akhir 2019 bisa selesai sekitar 59 persen, sehingga 2020 bisa tersambung sepenuhnya. Kalau kita bisa selesaikan akhir 2020, ini bisa jadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara," tuturnya.
Proses Pengerjaan
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung saat ini telah mencapai progres 17,38 persen, dengan proses pengerjaan mencapai kedalaman 35 meter setiap bulannya.
Sebagai terowongan pertama yang berhasil ditembus dari total 13 tunnel kereta cepat, Tunnel Walini memiliki lebar diameter dalam mencapai 12,6 meter dan lebar diameter luar mencapai 14,3 meter.
Sementara itu, Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra mengungkapkan, keberhasilan menembus tunnel pertama tersebut akan dijadikan semangat pendorong bagi pihaknya untuk terus menuntaskan proyek kereta cepat pertama di kawasan Asia Tenggara.
"Hari ini merupakan pembangunan bersejarah dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Semoga momen penembusan ini juga bisa jadi penyemangat untuk bisa terus bekerja keras, cerdas dan ikhlas untuk bisa menyediakan kereta cepat pertama di Southeast Asia," pungkasnya.
Advertisement