Maskapai Arab Saudi Batal Pesan 50 Pesawat Boeing 737 MAX

Lagi-lagi, terdapat maskapai yang melakukan pembatalan pemesanan ke produsen pesawat Boeing.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 08 Jul 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2019, 18:00 WIB
Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)
Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar buruk baru saja menimpa Boeing. Pasalnya, salah satu maskapai Arab Saudi, Flaydeal mengumumkan pembatalan pembelian 30 hingga 50 pesawat miliknya, 737 MAX. Dengan ini, Boeing pun diperkirakan akan kehilangan kesempatannya untuk mendapatkan USD 5,9 miliar atau Rp 83,4 triliun (Kurs USD 1 = Rp 14.145)

Dilansir dari laman CNN, pembatalan ini lantaran Boeing belum kunjung mendapatkan kembali sertifikat kelaikan terbang usai dua kecelakaan besar yang berturut-turut terjadi sejak akhir 2018 hingga awal 2019.

Untuk itu, Flaydeal pun akhirnya akan membeli 50 pesawat Neo A320 dari Airbus (EADSF) asal Eropa.

"Dengan pemesanan ini, Flaydeal akan mengoperasikan seluruh armada Airbus A320 di masa mendatang," ujar pihak Flaydeal.

Menanggapi pembatalan ini, pihak Boeing pun hanya bisa berharap jika Flaydeal dapat terus mengoperasikan maskapai dengan lancar. Selain itu, Boeing juga hanya akan fokus untuk mengembalikan dan membersihkan namanya dari kejadian bruk ini.

"Kami berharap Flaydeal selalu baik-baik saja dalam mengoperasikan A320. Sementara ini, tim kami akan terus fokus untuk memperbaiki 737 MAX agar segera bisa melayani pengiriman pesawat kembali," jelas juru bicara Boeing.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Maskapai lain yang Turut Membatalkan

Ilustrasi Pesawat Terbang
Pesawat Terbang Garuda Indonesia (Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Sebelumnya pada awal tahun kemarin, maskapai Garuda Indonesia juga melakukan pembatalan pemesanannya untuk 737 MAX. Juru bicara Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan mengatakan penumpang Garuda Indonesia telah kehilangan kepercayaan apabila terbang kembali menggunakan pesawat buatan Boeing.

"Banyak penumpang kami yang sudah tidak percaya jika harus terbang dengan MAX 8," kata Ikhsan.

Hingga saati ini masih belum jelas kapan pesawat ini akan diizinkan untuk terbang kembali. Namun, para pengamat mengatakan krisis yang dialami Boeing akan berlanjut hingga tahun mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya