Jokowi: Kita Tak Boleh Terjebak dalam Regulasi yang Kaku dan Ruwet

Indonesia harus memanfaatkan teknologi yang membuat yang sulit menjadi mudah dan yang rumit menjadi sederhana.

oleh Bawono Yadika diperbarui 16 Agu 2019, 10:48 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2019, 10:48 WIB
Jokowi dengan baju adat Sasak, Nusa Tenggara Barat. (Liputan6.com/Lizsa Egeham)
Jokowi dengan baju adat Sasak, Nusa Tenggara Barat. (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini bahwa Indonesia membutuhkan ekosistem politik, ekosistem hukum, ekosistem sosial yang kondusif, untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang baik. Hal tersebut untuk menciptakan kesejahteraan seluruh masyarakat di Indonesia.  

Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah terus melakukan deregulasi penyederhanaan dan konsistensi regulasi. "Kita harus terus melakukan debirokratisasi penyederhanaan kerja, penyederhanaan proses yang berorientasi pada pelayanan," jelas dia dalam Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Depan Sidang Bersama DPD RI dan DPR RI, Jumat (16/8/2019).

 

Ia melanjutkan, Indonesia juga harus terus mencegah korupsi tanpa mengganggu keberanian berinovasi. Indonesia harus memanfaatkan teknologi yang membuat yang sulit menjadi mudah dan yang rumit menjadi sederhana.

Reformasi perundang-undangan harus dilakukan secara besar-besaran. Oleh sebab itu, Jokowi mengajak semua pihak yaitu pemerintah, DPR, DPD, dan MPR juga Pemda dan DPRD untuk melakukan langkah-langkah baru.

Kita tidak boleh terjebak pada regulasi yang kaku yang formalitas yang ruwet yang rumit yang basabasi yang justru menyibukkan yang meruwetkan masyarakat dan pelaku usaha. Ini harus kita hentikan," Tutur Jokowi.

Menurutnya, pemerintah tidak bisa membiarkan regulasi yang menjebak dan menakut-nakuti yang justru menghambat inovasi. Hal-hal tersebut harus dibongkar sampai ke akar-akarnya.

Regulasi yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman harus dihapus. Regulasi yang tidak konsisten dan tumpang tindih antara satu dan lainnya harus diselaraskan, disederhanakan, dan dipangkas.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi Minta BUMN Harus Berani Menjadi Pemain Kelas Dunia

Pidato Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri sidang Tahunan MPR Tahun 2019 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/7/2019). Sidang tersebut beragendakan penyampaian pidato kenegaraan Presiden dalam rangka HUT Ke-74 Republik Indonesia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada BUMN untuk bisa menjadi pemain kelas dunia. Ini menjadi cara efektif dalam meningkatkan daya saing Indonesia di mata internasional.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam Pidato Kenegaraan di Gedung DPR/MPR, Jakarta.

"Pengusaha-pengusaha dan BUMN-BUMN kita harus berani menjadi pemain kelas dunia. Itu yang harus kita lakukan. Talenta-talenta kita harus memiliki reputasi yang diperhitungkan di dunia internasional itu yang harus kita siapkan. Sekali lagi kita harus semakin ekspansif, from local to global," kata Jokowi di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Sebagai negara besar di kawasan ASEAN, dan memiliki kekuatan ekonomi besar diantara negara G20, Jokowi tidak ingin Indonesia justru menjadi pasar produk dari negara-negara lain.

"Kita harus berani melakukan ekspansi tidak hanya bermain di pasar dalam negeri. Produk-produk kita harus mampu membanjiri pasar regional dan global, itu yang harus kita wujudkan," tambahnya.

Di masa kepemimpinannya hingga 2024, Jokowi mengaku masih dianugerahi bonus demografi. Untuk itu, demi mendukung daya saing Indonesia di mata internasional tersebut, peningkatan kualitas SDM menjadi fokus kepemimpinnya di periode ke-2 nantinya.

"Jika kita, kita semua, segera serius berbenah bersama, saya yakin kita akan mampu melakukan 12 lompatan-lompatan kemajuan secara signifikan," Jokowi menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya