Ditunda 6 Jam, Rapat Sri Mulyani dengan Komisi XI DPR Akhirnya Batal

Sri Mulyani dan Komisi XI DPR rencananya akan menggelar Rapat Kerja (Raker) Pengambilan Keputusan RKAKL 2020.

oleh Bawono Yadika diperbarui 06 Sep 2019, 21:35 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2019, 21:35 WIB
Sri Mulyani Tanggapi Pandangan DPR soal RUU APBN 2018
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah bawah) saat menyampaikan tanggapan pemerintah atas pandangan DPR terhadap Rancangan Undang-Undang Tentang Pertanggungjawaban Atas Pelaksanaan APBN (P2APBN) Tahun Anggaran 2018 di Gedung Nusantara II, Jakarta, Selasa (16/7/2019). (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hari ini batal menggelar Rapat Kerja (Raker) Pengambilan Keputusan Rencana Kerja & Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL) 2020.

Dalam agenda raker RKAKL 2020 ini, Komisi XI sebelumnya mengagendakan rapat bersama Kemenkeu pada pukul 14.00 WIB. Tetapi, raker tersebut ditunda hingga pukul 19.00 WIB karena dua pimpinan DPR sedang bertugas di luar negeri sementara dua lainnya tidak ada kabar.

Setelah pukul 19.00 WIB, Sri Mulyani Indrawati, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara, Direktur Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kemenkeu Robert Pakpahan hingga jajaran pejabat eselon I Kemenkeu terpantau tiba di ruang banggar DPR RI.

Namun hingga pukul 20.00 WIB tak ada satupun perwakilan DPR yang menghadiri rapat kerja RKAKL 2020 ini. Menkeu Sri Mulyani mengatakan rapat dijadwalkan kembali pada 16 September 2019.

"Hanya ada satu pimpinan, 2 sedang di luar negeri. Jadi yaa, dijadwalkan kembali pada tanggal 16 September mendatang," ujarnya di Kompleks DPR RI, Jumat (6/9/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2019 Hanya 5,08 Persen

Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). APBN 2019, penerimaan negara tumbuh 6,2 persen dan belanja negara tumbuh 10,3 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2019 akan berada level 5,08 persen. Angka tersebut jauh di bawah target APBN sebesar 5,3 persen yang dikoreksi kembali pada Juli 

"Total 2019 dibulatkan satu digit 5,1 persen atau 5,08 persen itu adalah forecasting berarti outlook 5,2 persen masih kami taruh di sana tapi internal kita lihat di 5,08 persen," kata dia, di ruang rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Dia menjelaskan, hal tersebut karena faktor-faktor pendorong ekonomi pada semester II/2019 diperkirakan akan melambat jauh dibanding realisasi yang terjadi pada semester I/2019. Dari sisi konsumsi, pada semester II/2019 diperkirakan hanya berada dikisaran bawah lima persen yakni 4,97 persen.

Angka tersebut lebih rendah dari kinerja konsumsi masyarakat pada semester I/2019 yang mencapai kisaran 5,3 persen.

"Kami harap masih ada akselerasi dari belanja pemerintah untuk belanja modal di beberapa kementerian lambat bahkan baru 34 persen. Belanja barang dan pegawai mungkin enggak masalah, bansos bahkan sudah cujup besar di awal," ungkap Sri Mulyani.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya