Ibu Kota Baru Diharapkan Tak Bernasib Sama seperti Jakarta

Ibu kota baru nantinya harus dibangun dengan perencanaan yang baik.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Sep 2019, 20:45 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2019, 20:45 WIB
Maket Ibu Kota baru (dok Kementerian PUPR)
Maket Ibu Kota baru (dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto menginginkan ibu kota baru nantinya dibangun dengan perencanaan yang baik. Hal tersebut untuk menghindari ibu kota baru menyamai Jakarta yang dibangun tanpa perencanaan pada zaman dahulu.

"Pertama, menjadi kota yang efisien, cerdas, smart, kemudian juga nyaman bagi penghuninya dan harus dipastikan tidak seperti Jakarta. Jadi jangan sampai jadi Jakarta kedua. Jadi, kota ini harus jadi brand of Indonesia," ujar Heru ditemui di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin (9/9).

Heru mengatakan, PII akan memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar ibu kota baru nanti memiliki desain kota yang bersahabat dan mampu membawa nama Indonesia dikancah internasional. PII juga akan mengerahkan insinyur terbaik terlibat dalam proyek besar ini.

"Jangan sampai ibu kota ini hanya jadi sebuah ibu kota baru tapi jadi kota yang benar benar bisa dibanggakan. Kota efisien, smart juga nyaman. Untuk itu, semua hal-hal yang dimiliki insinyur akan kita kerahkan mendukung pembangunan ibu kota baru ini. Kalau sekarang apakah sudah ada desainnya? Semua insinyur Indonesia sudah terlibat di dalamnya," jelasnya.

Dia menambahkan, dalam pembangunan ibu kota baru, pemerintah harus melakukan langkah yang tepat dengan mengkombinasikan pengetahuan terkini dan perencanaan kota yang matang. Selain itu, PII juga harus melakukan penegakan aturan agar apa yang dibangun pemerintah tidak dilanggar.

"Yang diperlukan adalah kombinasi pengetahuan bagaimana membuat perencanaan kota yang baik. Dan kedua adalah yang namanya law enforcement. Jadi kita tahu bagaimana menata kota yang baik tapi juga menegakkan hukum harus dilakukan supaya tidak ada lagi pelanggaran terhadap apa yang sudah kita tanam," tandasnya.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pertamina Usung Konsep City Gas di Ibu Kota Baru

Mencari Ibu Kota Baru Pengganti Jakarta
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/4/2019). Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, pemerintah saat ini masih terus mengkaji wilayah yang layak untuk menjadi ibu kota baru pengganti Jakarta. (Liputan6.com/JohanTallo)

PT Pertamina (Persero) akan menerapkan konsep kota gas (city gas) untuk pemenuhan energi di ibu kota baru pengganti Jakarta. Dengan konsep ini bisa mengoptimalkan penggunaan gas bumi sebagai bahan bakar.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina akan mengoptimalkan penggunaan gas di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kedua kabupaten tersebut ditetapkan sebagai ibu kota baru yang akan menggantikan Jakarta.

Gas dipilih jadi prioritas bahan bakar karena letak ibu kota baru berdekatan dengan sumur yang menjadi sumber pasokan gas. "Potensi sumber daya alam yang ada itu bisa dioptimalkan," kata Nicke, di Jakarta, Kamis (5/9/2019).

Untuk mengembangkan infrastruktur energi di ibu kota baru, Pertamina akan menerapkan konsep city gas dengan membangun jaringan pipa di wilayah tersebut.

"Nanti itu akan seperti Kota Bontang, ini sudah menjadi city gas," ujarnya.

Di kesempatan terpisah, Direktur Keuangan Pertamina Pahala N Mansury mengungkapkan, Pertamina memiliki lahan banyak di Kalimantan Timur, sehingga siap mendukung pemindahan ibu kota negara ke Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.

"Pertamina siap dukung karena lahan kita banyak sekali‎," imbuhnya.‎

Menurutnya, Kalimantan ‎Timur merupakan basis produksi Pertamina, baik dari sisi produksi migas dengan dioperatorinya beberapa blok migas maupun dari sisi produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan adanya Kilang Balikpapan.

"Memang selama ini Balikpapan Kalimantan Timur salah satu basis produksi kita, dari sisi kilang kita punya lahan di Kalimantan Timur, basis produksi upstream dan midstream,"‎ tuturnya.

Dengan adanya pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur, dia yakin akan meningkatkan geliat ekonomi di wilayah tersebut, sehingga membutuhkan infrastruktur penyediaan energi.

Namun ‎Pahala belum bisa memaparkan rencana pembangunan infrastruktur energi di ibu kota baru, sebab Pertamina masih melakukan pemetaan bentuk ibu kota baru.

"Belum kalau dari kita, saat ini kita masih ingin memahami dulu sebetulnya bentuknya seperti apa," tandasnya.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya