Dibanding Beli, Milenial Jakarta Lebih Suka Sewa Apartemen

Membeli apartemen harus siap untuk memperbaikinya jika mengalami kerusakan, seperti memperbaiki kebocoran, retak, lapuk dan lain-lain.

oleh Fitriana Monica Sari diperbarui 15 Sep 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2019, 16:00 WIB
Hunian Vertikal di Ibu Kota Terus Bertambah
Apartemen baru menjulang tinggi dengan pemandangan rumah semipermanen di Jakarta, Selasa (16/4). Data Colliers International mencatat pada kuartal I-2019 tambahan pasokan apartemen sebanyak 1.847 unit. Sehingga total apartemen di Jakarta saat ini sebanyak 203.664 unit. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Anak muda atau milenial di Jakarta lebih suka menyewa apartemen dari pada membeli. Kesimpulan tersebut didapatkan dari hasil survei yang dilakukan oleh Lamudi.

Dari 100 responden yang ditanyakan, ternyata 82 orang lebih memilih untuk menyewa apartemen, sementara sisanya yakni 18 orang berminat untuk membeli.

Hasil ini juga sejalan dengan jumlah pencarian di laman Lamudi, dimana setiap bulannya ada 2.900 orang yang mencari informasi tentang sewa apartemen di Jakarta sementara untuk membeli hanya ada 700 orang per bulan.

Commercial Director Lamudi, Yoga Priautama menjelaskan, sebenarnya ada tiga faktor utama yang membuat mengapa banyak anak muda lebih memilih menyewa daripada membeli apartemen.

Pertama, harga apartemen di Jakarta dinilai terlalu mahal, tidak sebanding dengan penghasilan yang didapatkan, walaupun banyak perbankan yang menawarkan fasilitas Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), tetapi bunganya dinilai masih cukup tinggi.

“Awalnya cicilan memang terasa ringan karena bunganya flat, tetapi jika sudah floating, nilainya terasa cukup berat,” kata Yoga dalam keterangan tertulis, Minggu (15/9/2019).

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lebih Senang

Hunian Vertikal di Ibu Kota Terus Bertambah
Aktivitas pekerja menggunakan elevator menyelesaikan pembangunan apartemen atau hunian vertikal di Jakarta, Selasa (16/4). Data Colliers International mencatat pada kuartal I-2019 tambahan pasokan apartemen sebanyak 1.847 unit. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Faktor kedua adalah banyak anak muda atau milenial yang belum tertarik untuk memiliki properti, mereka lebih senang untuk menghabiskan uangnya untuk kebutuhan sekunder seperti membeli gadget baru, pakaian baru ataupun traveling ke berbagai daerah.

Faktor yang terakhir adalah banyak anak muda yang tidak ingin direpotkan dengan perawatan. Membeli apartemen juga harus siap untuk memperbaikinya jika mengalami kerusakan, seperti memperbaiki kebocoran, retak, lapuk dan lain-lain.

Masalahnya sekarang tidak banyak anak muda yang ingin dipusingkan dengan urusan tersebut karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya