Karhutla di Riau Tak Ganggu Penyaluran BBM

Pertamina mengoperasikan satu unit refueller produk Avtur dengan kapasitas 16 Kilo Liter (KL).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Sep 2019, 11:30 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2019, 11:30 WIB
Padamkan Karhutla
Seorang petugas pemadam kebakaran berupaya melakukan pemadaman di tengah pekatnya asap kebakaran di Kampar, provinsi Riau pada 17 September 2019. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang masih terjadi membuat sejumlah wilayah di Provinsi Riau terpapar kabut asap. (ADEK BERRY / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan, Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau tidak mengganggu penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) ke masyarakat, perusahaan tersebut juga mengalokasikan avtur khusus untuk helikoper pemadaman api.

Unit Manager Comm, Rel & CSR Marketing Operation Region (MOR) I Roby Hervindo mengatakan, operasional distribusi BBM masih berjalan normal, kabut asap tidak menghambat penyaluran ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Hingga September 2019, lebih dari 563 juta liter Premium telah disalurkan. Sementara konsumsi Pertamax Series mencapai 15,3 juta liter.Untuk Solar bersubsidi, tercatat sebanyak 568 juta liter telah tersalurkan. Untuk Dex Series, total konsumsi sebanyak 4,8 juta liter.

“Kami terus mendorong agar konsumen menggunakan BBM berkualitas seperti Pertamax dan Dex. Karena bahan bakar ini lebih ramah lingkungan, mengurangi polusi asap," kata Roby, di Jakarta, Kamis (19/9/2019).

Untuk mendukung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam menanggulangi karhutla, Pertamina mengoperasikan satu unit refueller produk Avtur dengan kapasitas 16 Kilo Liter (KL).

Refueller dikirimkan ke Bandara Japura Rengat dari Bandara Sultan Syarif Khasim (SSK) II dan sudah beroperasi sejak pekan lalu. Sedangkan rata-rata konsumsi avtur untuk helikoper water bombing BNPB sebesar 4 ribu liter per hari.

"Kami juga mengirimkan tim refueling dan awak bridger, khusus untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar helikopter. Avtur dikirimkan dari bandara SSK II," ujar Roby.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pencemaran Udara

Padamkan Karhutla
Personel TNI berupaya melakukan pemadaman di tengah pekatnya asap kebakaran lahan gambut di Kampar, provinsi Riau pada 17 September 2019. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang masih terjadi membuat sejumlah wilayah di Provinsi Riau terpapar kabut asap. (AP/Rafka Majjid)

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Sabtu (14/9/2019), indeks standar pencemar udara (ISPU) tertinggi di wilayah Pekanbaru mencapai 269, Dumai 170, Rohan Hilir 141, Siak 125, Bengkalis 121, dan Kampar 113.

Kualitas udara yang diukur dengan ISPU memiliki kategori baik (0 - 50), sedang (51 - 100), tidak sehat (101 - 199), sangat tidak sehat (200 - 299), dan berbahaya (lebih dari 300). BNPB juga mencatat bahwa luas lahan yang terbakar mencapai 49.266 hektare. Terdiri dari 40.553 hektare lahan gambut dan 8.713 hektare lahan mineral.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya