Liputan6.com, Jakarta Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menerjang sejumlah wilayah di Kalimantan masih terus menyebar hingga saat ini. Asap akibat kebakaran hutan tersebut merambah ke banyak titik, termasuk di Kalimantan Timur (Kaltim).
Adapun dua tempat yang digadang-gadang bakal menjadi lokasi ibu kota baru, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, juga turut terkena imbas asap karhutla.
Namun begitu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, dua wilayah calon ibu kota tersebut masih terhitung aman terkena kabut asap efek karhutla.
Advertisement
Baca Juga
"Yang penting mitigasinya. Kabut asap tergantung arah anginnya. Yang penting ibu kota baru tidak terlalu dekat dengan sumber kebakarannya. Ibu kota baru jauh dari lahan gambut dan yang mengandung batu bara," ujar dia di Jakarta, Rabu (18/9/2019).
Dia pun menyatakan, jika memang kabut asap memasuki dua wilayah itu, pemerintah akan segera berreaksi agar hal tersebut tidak mengganggu aktivitas di ibu kota baru.
"Kalaupun ada kabut yang melewatinya, Singapura dan Malaysia juga bisa merasakannya. Jadi yang penting mitigasinya," ucap dia.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pemerintah bakal membangun berbagai infrastruktur di ibu kota baru dengan cepat sesuai dengan permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kita ingin menjawab semua pihak yang menyatakan pembangunan ibu kota baru bisa berjalan cepat," pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ibu Kota Baru Bakal Minim Bencana Kabut Asap
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Bambang Brodjonegoro memastikan bahwa wilayah lokasi ibu kota baru di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur terbebas dari titik panas. Dia pun menjamin tidak akan terjadi kebakaran hutan di dua lokasi tersebut.
"Titik panas tidak ada di situ dan itu kan sekarang jadi hutan tanaman industri, selama belum ada laporan apa-apa berati kondisi di sana baik-baik saja." kata Menteri Bambang saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (16/9).
Menteri Bambang mengakui kemungkinan terjadinya bencana memang ada, namun dua lokasi yang ditetapkan pemerintah untuk lokasi ibu kota baru tersebut dinilai risikonya paling kecil diantara lokasi yang lain.
"Yang pasti di sana itu lokasi tanah sudah dicek tidak mengandung bahan gambut maupun bahan yang mudah terbakar seperti batu bara," tandas dia.
Seperti diketahui sebelumnya, kebakaran menghanguskan lebih 100 hektare lahan gambut di Kelurahan Petung dan Desa Giripurwa, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Lebih sepekan ini, tim gabungan masih berjibaku di daerah yang akan menjadi ibu kota negara baru itu agar api benar-benar padam.
"Sampai kemarin, hari ke tujuh, perkiraan luas lahan gambut yang terbakar di Petung dan Desa Giripurwa kurang lebih 110 hektare," kara Kasubbid Logistik dan Peralatan BPBD kabupaten PPU Nurlaila, dikonfirmasi merdeka.com
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com Â
Advertisement
Calon Ibu Kota Baru RI Tak Luput dari Kebakaran Hutan
Catatan BPBD Penajam Paser Utara mengungkap, setidaknya ada 30 kali kebakaran hutan dan lahan di lokasi pemindahan ibu kota negara RI tersebut.Â
"Hingga saat ini tercatat lebih dari 30 kebakaran lahan terjadi di wilayah Penajam Paser Utara," ucap Kepala Ex-Officio BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Tohar dikutip laman Antara, Sabtu (14/9/2019).
Untuk kebakaran hutan dan lahan terbesar lanjut ia, di wilayah RT 11 dan 12 Kelurahan Petung, hingga di RT 03 Desa Giripurwa, Kecamatan Penajam.
Lahan di RT 11 dan 12 Kelurahan Petung, hingga RT 03 Desa Giripurwa yang terbakar tersebut merupakan lahan gambut dan masih dilakukan pemadaman.
Luasan lahan gambut yang tebal dan cuaca panas disertai angin kencang menambah kobaran api dan menjadikan api cepat merambat.
Data sementara BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, luasan lahan gambut yang terbakar di wilayah Kelurahan Petung dan Giripurwa tersebut sekitar 100 hektare dan masih mengeluarkan asap tebal.