Pertamina Klaim Berhasil Tutup Kebocoran Minyak di Perairan Karawang

Pengeboran Relief Well untuk mematikan sumur YYA-1 dengan pengeboran dari samping yang dilakukan dari alat bor (Rig) Soehanah yang berjarak 1 km dari sumur YYA-1

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Sep 2019, 17:30 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2019, 17:30 WIB
Tumpahan Minyak Pertamina Cemari Perairan Muara Gembong
Pegawai Pertamina melintas di depan tumpukkan karung berisi limbah tumpahan minyak (oil spill) di Pantai Muara Beting, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/7/2019). Oil spill akibat kebocoran terjadi di sumur lepas pantai YYA1 Karawang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah berhasil menyumbat kebocoran gas dan Minyak dari sumur YYA-1, setelah proses pengeboran sumur sumbatan (Relief Well) telah berhasil terkoneksi dengan Sumur YYA -1 per Sabtu 21 September 2019 pukul 10.30 WIB.

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengatakan, pengeboran Relief Well adalah proses mematikan sumur YYA-1 dengan pengeboran dari samping yang dilakukan dari alat bor (Rig) Soehanah yang berjarak 1 km dari sumur YYA-1. Proses koneksi antar sumur ini berhasil dilakukan dengan baik dan lebih cepat dibandingkan estimasi jadwal waktu yang direncanakan, yaitu pada akhir September 2019.

"Alhamdulillah lebih cepat dari perkiraan harusnya 26 September," kata Dharmawan, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (23/9/2019).

Ketua Tim Penanganan Taufik Aditiyawarman mengungkapkan, suksesnya mengkoneksikan antar sumur ini adalah sebuah tahapan penting dalam upaya mematikan sumur YYA-1.

“Dengan terkoneksinya dua sumur ini, maka saat ini kami dalam posisi telah dapat mengendalikan sumur YYA-1”.

Lebih lanjut Taufik menambahkan, setelah Relief Well bertemu dengan sumur YYA-1 langkah selanjutnya adalah dilakukan proses Dynamic Killing, dengan memompakan lumpur berat untuk melawan tekanan dalam sumur YYA-1, sehingga tercapai keseimbangan dan menyetop aliran minyak dan gas dari sumur tersebut.

Meski proses tersebut telah dilakukan, beberapa waktu ke depan masih merupakan masa kritikal karenanya tetap dilakukan monitoring, untuk memastikan kestabilan sumur dan memastikan tidak ada fluida yang keluar dari sumur YYA-1.

Monitoring dilakukan melalui aerial survey, kamera thermal dan untuk di dalam laut menggunakan Remotedly Operated Vehicles (ROV). Bila kondisi dinyatakan stabil maka akan dilakukan tahap selanjutnya yaitu pemompaan semen untuk proses mematikan sumur YYA-1 secara permanen.

“Kami berterima kasih terhadap semua support masyarakat dan stakeholders, sekaligus kami juga mohon doanya agar seluruh tahapan untuk mematikan sumur YYA-1 ini berjalan dengan baik sehingga kami dapat lebih fokus dalam penanganan dampak masyarakat, pemulihan lingkungan, dan penanganan Anjungan YYA serta Rig Ensco-67,“ tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pertamina Tutup Sumber Tumpahan Minyak di Laut Karawang

Tumpahan Minyak Pertamina Cemari Perairan Muara Gembong
Oil spill yang telah membeku di sekitar tambak penangkap udang di perairan Muara Beting, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/7/2019). Oil spill akibat kebocoran di sumur lepas pantai YYA1 Karawang milik Pertamina Hulu Energi di blok migas ONWJ. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

 PT Pertamina Hulu Energi (PHE) masih melakukan penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak dari Sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang berlokasi di Lepas Laut Jawa Barat, Karawang.

Vice President Relations Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya mengatakan, hingga saat ini, penanganan masih dilakukan untuk tiga aspek, yaitu pengendalian sumur, penanganan di laut dan penanganan di darat.‎ PHE terus berkordinasi dengan pihak-pihak terkait, sehingga proses penanganan saat ini dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak dan memberikan update informasi data yang diperlukan sesuai dengan prosedur. Karena itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu penanganan ini,” kata Ifki, di Jakarta, Rabu (18/9/2019.

Ifki menambahkan, penyampaian informasi dan data selalu dilakukan secara berkala dan terbuka sesuai dengan prosedur baik melalui media massa maupun media informasi korporat seperti website.

“Kami terus menyampaikan update harian mengenai penanganan peristiwa ini melalui website phe.pertamina.com. Dari website tersebut, masyarakat umum dapat mengakses langsung data dan informasi yang sudah disediakan. Hal itu diluar informasi yang juga kami sampaikan melalui media massa sehingga jangkauannya lebih luas,” paparnya.

PHE menargetkan sumur YYA-1 yang mengalami kebocoran gas dapat ditutup pada awal Oktober 2019, saat ini penangan kebocoran dan tumpahan minyak masih dilakukan.

‎Insident Commander Proyek YYA-1 PHE Taufik Adityawarman mengatakan,‎ upaya yang dilakukan untuk menutup sumur YYA-1 adalah dengan membuat sumur baru dengan kedalaman 9.030 feet, saat ini pengeboran yang dilakukan sejak 1 Agustus 2019 saat ini sudah mencapai kedelaman 6.936 feet.

"Kebocoran belum ditangani karena relief well targetnya di 9.030," kata Taufik.

   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya