Garuda Bantu Perinus Ekspor Tuna Agar Harga Jual Capai Rp 1 Juta per Kg

Harga ekspor ikan tuna dan kerapu ke 2 negara tersebut selama ini hanya dihargai Rp 350 ribu per kg.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Okt 2019, 19:11 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2019, 19:11 WIB
Semester I 2018, Ekspor Perikanan Alami Peningkatan
Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan hasil ekspor perikanan Indonesia menunjukkan peningkatan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk bekerjasama dengan PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus dalam bidang kargo dan pemanfaatan cold storage untuk distribusi hasil perikanan nasional di pasar internasional.

Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia Ari Askhara mengatakan, Garuda akan membantu Perinus untuk menerbangkan produksi ikan tuna dan kerapu ke Jepang dan Hong Kong.

"Dengan Perinus kami ingin bekerjasama dalam makanan, dan kami akan mengantar logistik ikan ke luar negeri, yaitu Jepang dan Hong Kong," ujar dia di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Dia menceritakan, harga ekspor ikan tuna dan kerapu ke 2 negara tersebut selama ini hanya dihargai Rp 350 ribu per kg. Dengan menggunakan pesawat, harga jualnya bisa terangkat menjadi Rp 1 juta per kg karena ikan lebih cepat sampai sehingga lebih segar.

"Tadi saya juga berbicara dengan pak Yana (Aditya, Dirut Perinus), ternyata selama ini ikan per kilogram cuma dihargai Rp 350 ribu. Pantes Perinus enggak kaya-kaya. Mendingan naik Garuda, bayar lebih tapi dihargai Rp 1 juta per kilogram," ungkapnya.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Dibawa Hidup

Semester I 2018, Ekspor Perikanan Alami Peningkatan
Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan hasil ekspor perikanan Indonesia menunjukkan peningkatan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ari menjelaskan, harga jual ikan bisa meningkat lantaran ikan-ikan yang diterbangkan dari Indonesia masih dibawa dalam keadaan hidup.

"Kenapa segitu, karena ikannya enggak dimatikan. Kalo naik kapal kan seminggu harus dimatikan. Nah kalau di Garuda enggak perlu dimatiin, tinggal dikasih kokain," sebut dia.

Secara pembagian keuntungan, ia melanjutkan, Perinus bakal menerima benefit lebih besar dari pihaknya. Berdasarkan contoh yang diberikannya, pembagian profit antara Perinus dan Garuda yakni 60 persen berbanding 40 persen.

"Kalau misal sebagian pak Yana dapat Rp 1 juta, Rp 600 ribu ke pak Yana, dan saya Rp 400 ribu," ungkap Ari.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya