OJK: Inklusi Keuangan 2019 Lampaui Target

Inklusi keuangan pada tahun ini dipatok sebesar 75 persen. Hasil survey terakhir OJK inklusi keuangan sudah melampaui target tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Okt 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2019, 16:00 WIB
20151104-OJK Pastikan Enam Peraturan Akan Selesai Pada 2015
Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta,(4/11/2015). Pengawas Pasar Modal OJK mengatakan pembahasan enam beleid sudah final karena tidak ada lagi perdebatan dari segi substansi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan inklusi keuangan Indonesia terus mengalami peningkatan. Capaian tahun 2019 bahkan melampaui target yang telah dipatok.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen Tirta Segara dalam strategi nasional keuangan inklusif (SKNI) yang dicanangkan tahun 2016, target inklusi keuangan pada tahun ini dipatok sebesar 75 persen. Hasil survey terakhir OJK inklusi keuangan sudah melampaui target tersebut.

Meskipun demikian, dia tidak memaparkan secara lebih rinci berapa persen tepatnya capaian inklusi keuangan di 2019.

"Survey OJK target 75 persen tahun ini, alhamdulillah telah terlampaui. Angka detail belum bisa kami sampaikan," kata dia, di Jakarta, Sabtu (19/10).

Sementara untuk literasi pun mengalami peningkatan. Berdasarkan survei OJK capaian literasi di tahun 2019 juga melampaui target. "Literasi (target) 35 persen pada 2019, juga telah terlampaui. Ini lebih besar," ungkapnya.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pameran dan Edukasi

Logo OJK. Liputan6.com/Nurmayanti
Logo OJK. Liputan6.com/Nurmayanti

OJK bersama lembaga jasa keuangan, kata dia, akan terus mendorong peningkatan inklusi keuangan di Indonesia. Beberapa program yang dilaksanakan, yakni mengadakan pameran dan edukasi kepada masyarakat.

Diharapkan dengan rangkaian kegiatan-kegiatan tersebut masyarakat semakin mengenal lembaga jasa keuangan formal dan mau mengaksesnya.

"Jumlah lembaga jasa keuangan yang terlibat dalam pameran meningkat dari tahun sebelumnya 52 menjadi hampir 90 lembaga jasa keuangan. Berasal dari berbagai industri perbankan, asuransi, pasar modal, pegadaian hingga fintech peer to peer lending," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya