Tercampur Air, Pertamina Hentikan Pasokan BBM SPBU di Batam

Pertamina menghentikan sementara penyaluran BBM di salah satu SPBU di Batam.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 24 Okt 2019, 12:45 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2019, 12:45 WIB
Harga Pertamax Naik
Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga Pertamax Cs akibat terus meningkatnya harga minyak dunia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menghentikan sementara penyaluran BBM di salah satu SPBU Batam. Hal ini sebagai dampak adanya pencampuran BBM dengan air yang mengakibatkan puluhan kendaraan di SPBU Batu Ampar justru ogok usai mengisi BBM.

Sales Area Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Kepri, Awan Raharjo mengatakan, pihaknya meminta maaf kepada masyarakat akibat keputusan Pertamina tersebut.

"Sejak penyaluran pertama yang terindentifikasi dan ditemukan adanya indikasi masalah maka penyaluran segera dihentikan agar tidak lebih banyak lagi konsumen yang terdampak," kata Awan kepada Liputan6.com, Kamis (24/10/2019).

Sebagai bentuk tanggung jawab Pertamina, Awan menegaskan pihaknya akan memperbaiki kendaraan konsumen yang mogok akibat telah tercampurnya BBM dengan air.

"Kami juga langsung mengingatkan kembali kepada seluruh SPBU Kepulauan Riau untuk senantiasa selalu waspada, khususnya jika sedang ada pekerjaan di sekitar tangki timbun pada waktu musim hujan dengan intensitas yang sangat lebat seperti saat saat sekarang ini," tambah dia.

Agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali, sampai saat ini SPBU tersebut belum dioperasikan kembali demi memastikan sarana dan prasarana yang dimiliki sudah aman.

Dan penyaluran BBM kepada masyarakat tetap dilaksanakan untuk wilayah tersebut melalui 2 SPBU yang letaknya tidak jauh dari lokasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Produksi Migas Pertamina EP Naik di Kuartal III-2019

20150930-Pom Bensin-BBM-SPBU-Jakarta
Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Produksi minyak dan gas PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) mencapai 82,41 MBOPD hingga kuartal III 2019. Angka ini 106 persen dibandingkan pencapaian periode sama tahun lalu sebesar 77,87 MBOPD.

Kenaikan tersebut didukung realisasi produksi sumur bor di beberapa field seperti Subang, Jatibarang, Pendopo, Prabumulih, Ramba, dan Jambi.

Direktur Utama Pertamina EP (PEP), Nanang Abdul Manaf mengatakan kenaikan produksi juga ditopang dari kemitraan. Selain itu, kegiatan well intervention dan optimasi sumur di beberapa field seperti Rantau, Pangkalan Susu, Ramba, Prabumulih, Pendopo, Limau, dan Tambun.

“Untuk produksi minyak, PEP Asset 5 dan Asset 2 memberikan kontribusi terbesar, yakni masing-masing 17,82 MBOPD dan 17,68 MBOPD, sedangkan gas, Asset 2 dan Asset 3 menjadi kontributor produksi terbesar, yakni 397,2 MMSCFD dan 259,9 MMSCFD ,” ujar dia di Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Menurut Nanang, untuk mencapai target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), dari sisi operasi produksi, eksplorasi, dan pengembangan, PEP juga melaksanakan rencana kerja yang selalu taat pada aspek HSSE.

PEP juga fokus eksekusi program kerja bor, workover, well intervention, dan WS yang sudah direncanakan serta melakukan pengawasan secara terintegrasi proses pengadaan (RKS, Tender, Konstruksi, Commissioning), memonitor progres fisik dan biaya secara rutin.“Kami juga melakukan sinergi antarfungsi sebagai dasar eksekusi rencana kerja, serta cost effectiveness,” jelas dia.

Selain itu, tambah Nanang, untuk menjaga laju penurunan alamiah (natural decline) agar tidak turun tajam, PEP melakukan optimasi produksi artificial Lift (melakukan optimasi Frek Up, SPM, SL, mengubah desain kedalaman pompa, dan kapasitas pompa (size up) dengan menggunakan quicklock quadrant mapping.

PEP juga melakukan pemilihan dan percepatan pengerjaan kandidat sumur dengan skala prioritas (gain produksi tertinggi).

“Kami juga mendahulukan pengerjaan well service sumur yang off dengan produksi besar sehingga dapat mengurangi waktu off sumur dan mengurangi Low & Off sumur akibat permasalahan surface dan subsurface seperti power plant mati, kebocoran pipa, scale problem, dan yang lainnya,” kata dia.

Kinerja Keuangan

Aksi Klub Motor Palembang Kurangi Polutan Kota Dengan BBM Ramah Lingkungan
Kilang Pertamina Plaju Sungai Gerong Palembang (Humas Pertamina Palembang / Nefri Inge)

Selain itu, PEP juga fokus terhadap inovasi dan mendukung penuh pengembangan program yang dapat dilaksanakan.Terkait kinerja keuangan, hingga akhir September 2019, PEP membukukan pendapatan sebesar USD 2,2 miliar dan laba bersih USD 492,43 juta.

Nanang menyebutkan, harga minyak yang lebih rendah dan beban selisih kurs menjadi faktor utama yang membuat kinerja keuangan Pertamina EP terkoreksi. Pada kuartal III 2018, PEP mencatat laba selisih kurs sebesar USD 80,99 juta.

“Pendapatan terkoreksi karena harga minyak yang pada periode hingga kuartal III 2018 sebesar USD 67,95 per barel turun menjadi USD 62,01 per barel pada periode yang sama tahun ini,” ungkap Nanang.

PEP juga telah menyerap Anggaran Biaya Operasi (ABO) hingga kuartal III 2019 sebesar USD 840,94 juta yang mencakup operation sendiri USD 786,74 juta dan mitra operation USD 54,20juta atau 71 persen dari RKAP 2019 sebesar USD 1,176 miliar.

Untuk penyerapan Anggaran Biaya Investasi, hingga akhir September 2019 sebesar USD 405,84 juta atau sebesar 74 persen dari RKAP 2019 sebesar USD557,40 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya