Mentan Syahrul Tantang Peneliti Balitbang Realisasikan Hasil Riset

Hasil-hasil riset peneliti harus dapat direalisasikan dan diterapkan oleh petani.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 29 Okt 2019, 18:44 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2019, 18:44 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Liputan6.com, Jakarta - Sektor pertanian masih menghadapi sejumlah persoalan mendasar, mulai dari masalah sumber daya lahan dan ancaman perubahan iklim, ketahanan pangan dan energi, hingga masalah diversifikasi pangan, kemiskinan dan kesejahteraan, kelembagaan, serta keterpaduan antarsubsektor pertanian untuk mendukung pembangunan.

Karena itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menantang tiga profesor Riset Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian (Kementan), menjadi motor penggerak atau inovator pembangunan pertanian terutama untuk memecahkan berbagai masalah tersebut, Yang lebih penting lagi, hasil-hasil riset itu dapat direalisasikan dan diterapkan oleh petani.

"Saya berikan tantangan lebih lanjut untuk menyusun rencana operasional yang memuat langkah-langkah praktis dan terukur dalam implementasi pemikiran saudara dalam skala luas," kata Yasin Limpo kepada ketiga Profesor Riset Balitbangtan yang baru saja dikukuhkan di Kota Bogor, Selasa (29/10/2019).

Ketiga profesor yang dikukuhkan tersebut adalah Ali Asgar di bidang teknologi pascapanen, Sholihin dibidang pemuliaan dan genetika tanaman, kemudian Sukarman dibidang pedologi dan penginderaan jauh.

Prof Sukarman, dipuji karena mengangkat tentang akselerasi inovasi teknologi dalam optimalisasi penggunaan tanah vulkanik mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan. Menurutnya, Sukarman telah berhasil melakukan riset untuk optimalisasi pemanfaatan tanah pertanian vulkanik secara berkelanjutan sehingga diharapkan memberikan kontribusi besar untuk mendayagunakan sumberdaya lahan yang semakin terbatas.

Sukarman kemudian ditantang untuk terus merumuskan langkah-langkah praktis dalam mengidentifikasi potensi sumberdaya lahan yang diperlukan dalam program pengembangan komoditas pertanian strategis.

"Saudara juga saya minta untuk merumuskan road map penelitian lanjutan tentang pedologi tanah vulkanik," pinta Syahrul Yasin Limpo.

Menanggapi hasil riset komoditas kentang oleh Profesor Ali Asgar, Yasin Limpo meminta Ali untuk mengembangkan hasil inovasinya agar dapat meningkatkan kualitas dan daya saing komoditas kentang untuk agroindustri. Penerapan inovasi ini diharapkan berdampak pula terhadap peningkatan pendapatan petani dan penyediaan kentang bagi konsumen.

"Saya tantang untuk menyusun rencana operasional memuat langkah-langkah praktis dan terukur yang diimplementasikan dalam pemikiran saudara dengan skala luas, terutama untuk mengakselerasi agroindustri kentang," kata Menteri asal Sulawesi Selatan ini.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Varietas Baru

Ilustrasi ubi jalar (iStock)
Ilustrasi ubi jalar (iStock)

Terakhir, Yasin Limpo menanggapi hasil riset Prof. Sholihin yang telah menemukan beberapa varietas baru ubi kayu unggul serta menyumbangkan pemikiran yang strategis dalam mendorong pengembangan agroindustri ubi kayu ke depan.

"Saya memberikan tantangan kepada saudara untuk dapat menyusun rancangan program agar varietas-varietas ubi kayu yang saudara temukan dapat segera diadopsi oleh petani secara luas," kata dia.

Selain memberikan tantangan, Limpo jug meminta ketiga profesor tersebut bersinergi dalam wadah Forum Komunikasi Profesor Riset (FKPR) sekaligus menjadi pembina dan motivator bagi para peneliti muda dalam pengembangan jati diri.

"Sinergi ini tidak saja akan jadi model bagi peneliti lainnya, secara konkret dapat menjawab berbagai permasalahan riil yang dihadapi petani di lapangan saat ini," terangnya.

Ia mengutarakan, saat ini era pemerintahan Jokowi berada pada tahap awal masa bakti Kabinet Indonesia maju, dimana hasil riset yang sudah dikembangkan oleh para peneliti sebelumnya harus diimplementasikan atau dicoba. Selain itu, melakukan riset baru yang lebih efektif dan efisien, tentunya dengan menghasilkan pangan berkualitas sehingga betul-betul memberikan kontribusi kuat bagi para petani di seluruh Indonesia.

"Indonesia ini bisa hebat kalau risetnya bagus," tegas Yasin Limpo dihadapan sekitar 500 tamu undangan dari Kementan, LIPI, Balitbang, Kementrian/Lembaga, perguruan tinggi dan pejabat daerah lainnya. (Achmad Sudarno)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya