Likuiditas Perbankan Diperkirakan Membaik di 2020

Perbaikan likuiditas ini seiring dengan penurunan suku bunga yang terjadi di tahun ini

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2019, 19:30 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2019, 19:30 WIB
20161109- Donald Trump Unggul Rupiah Terpuruk-Jakarta-Angga Yuniar
Rupiah pada saat istirahat siang ini tercatat melemah sebesar 162 poin atau turun tajam 1,24 persen ke kisaran Rp 13.246 per dolar AS, Jakarta, Rabu (9/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS Fauzi Ichsan memprediksi likuiditas sektor perbankan Indonesia bakal membaik di tahun 2020. Hal ini didukung oleh tren penurunan suku bunga oleh bank-bank sentra.

"Fed Fund rates kan sudah turun 75 bps dari 2,5 persen ke 1,75 persen. Bahkan pelaku pasar masih memperkirakan bisa turun lagi 25 bps," ujar dia, saat ditemui, di Gedung BEI, Jakarta, Senin (4/11).

Selain itu suki bunga acuan bank central Eropa, Tiongkok, Jepang diprediksi akan tetap stabil. Dengan demikian, suku bunga acuan secara global setahun ke depan akan tetap rendah.

"Untuk sementara ini tidak ada ancaman kenaikan suku bunga global tajam yang akan memperketat likuiditas global," kata dia.

Rendahnya suku bunga global diperkirakan membuat investor bakal semakin enggan untuk memarkir dana mereka di US dolar asset. "Kita lihat suku bunga di beberapa negara sudah negatif," imbuhnya.

Sehingga dana investor global akan tertarik ke negara-negara dengan level suku bunga yang masih tinggi termasuk Indonesia. "Dengan masuknya aliran modal ke pasar obligasi kita otomatis imbal hasil turun. Ini membuat likuidutas membaik," jelas dia.

"Kalau lihat Loan deposit Ratio (LDR), itu yang di atas 92 persen itu hanya bank buku III. Bank Buku I, II dan IV, LDR-nya sudah di bawah 92 persen. Ini menunjukkan likuiditas membaik. Jadi tahun depan likuiditas bisa dibilang membaik," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

OJK: Tak Ada Kenaikan Suku Bunga Kredit Hingga Akhir Tahun

Logo OJK. Liputan6.com/Nurmayanti
Logo OJK. Liputan6.com/Nurmayanti

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa suku bunga kredit perbankan hingga akhir tahun ini tidak akan mengalami kenaikan. Hal ini berkaca dari suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang terus mengalami penurunan.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan berdasarkan data OJK rata-rata suku bunga dasar kredit hingga Agustus 2019 kini mencapai sekitar 9-10 persen.

"Suku bunga kita bisa tahan suku bunga kredit ngga naik meski kemarin ada kenaikan policy rate untuk menjaga tapi sudah mulai diturunkan," ujar Wimboh di Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Saat ini, kata Wimboh perbankan juga tak hanya mengandalkan suku bunga kredit untuk pendapatan saja. Melainkan juga mengandalkan teknologi untuk mendapatkan pendapatan lain.

"Sektor perbankan yang efisiensi. Ini kebijakan perbankan operasinya menggunakan teknologi. Tranform teknologi, fee basednya cukup besar," jelas dia.

Dengan kondisi itu, OJK berharap memberikan situasi kondusif untuk pengusaha, sehingga tanpa ragu untuk mengajukan kredit ke perbankan. "kita akan berikan situasi kondusif, biar pengusaha bisa investasi dan perluas kapasitasnya terutama dorong ekspor," pungkas dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya