Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberi sinyal akan mempertahankan skema bagi hasil minyak dan gas bumi (migas) dengan sistem gross split. Meski dia masih membuka masukan dari investor tentang skema bagi hasil di industri ini.
Menurut dia, selama ini sebagian investor memberikan sambutan baik atas penerapan skema bagi hasil migas gross split. Itu karena ada âkepastian dalam penetapan besaran bagi hasil migas berdasarkan parameter yang telah ditentukan.
Advertisement
Baca Juga
"Sejauh ini gross split sudah nyaman juga karena mereka ada kepastian. Kalau cost recovery dikerjakannya tahun ini tahun depan harus dievaaluasi dulu. Tapi kalau gross split sudah dibagi dari awalnya sudah terprogram,"â kata Arifin, di Jakarta, Selasa (12/11/2019).
Meski tetap mempertahankan penerapan bagi hasil migas yang digagas Arcandra Tahar tersebut, namun pihaknya tetap membuka kesempatan investor memberikan masukan terhadap bagi hasil migas yang diinginkan.
"Kita pada intinya akan mempertahankan GS tapi nggak mengesampingkan atau mengabaikan pesan investor," tutur dia.
Terkait dengan produksi migas, sebelumnya Arifin mengungkapkan, produksi minyak dalam negeri dari sumur yang sudah operasi harus dioptimalkan.
Langkah ini demi menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM), âsehingga bahan baku untuk memproduksi BBM tersedia dari dalam negeriâ.
Dia melanjutkan, selain mengandalkan produksi minyak dari sumur yang sudah ada, untuk menggenjot produksi minyak dalam negeri juga akan mengoptimalkan pencarian minyak dari sumur baru.
â"Sama untuk mempercepat pengusahaan wilayah kerja migas baru," tandasnya.
Arifin Tasrif Optimis Produksi Migas Indonesia Meningkat
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memandang, PT Pertamina (Persero) telah melakukan perubahan dalam kegiatan pencarian minyak dan gas bumi (migas).
âArifin mengatakan, Pertamina saat ini sudah merubah cara kerja dalam melakukan pencarian migas, sebab lebih aktif dalam mencari sumber migas.
"Kami melihat bahwa Pertamina memiliki role yang sangat aktif jauh beda dengan yang dulu. Sekarang lebih pro aktif untuk dapatkan resource," kata Arifin, saat menghadiri peluncuran survei seismik 2D, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/11/2019).
Menurut Arifin, Indonesia âmasih memiliki peluang untuk meningkatkan produksi migas, sebab banyak potensi yang belum tergarap. Salah satu upaya Pertamina untuk menemukan potensi migas baru adalah dengan melakukan survei seismik 2D Komitmen Kerja Pasti Wilayah Kerja Jambi Merang.
Baca Juga
"Ini (survei seismik) salah satu upaya. Kerja itu memang kerja yang memiliki skala signifikan karena liat nilai keekonomian dan potensi-potensi yang ada," tutur Arifin.
Arifin mengungkapkan, survei seismik 2D yang berfungsi mencari potensi kandungan migasâ harus diperluas, tidak hanya dilaksanakan Komitmen Kerja Pasti (KKP) Jambi Merang saja, tetapi juga diterapkan KKP pada wilayah kerja lain. Dia pun ingin teknologi yang digunakan untuk survei ditingkatkan.
"Kan sekarang pakai 2D, ke depan diupdate ke teknologi lebih tinggi," ujarnya.
Arifin pun optimis, dengan perubahan yang dilakukan Pertamina, perusahaan energi nasional tersebut bisa menyelesaikan survei dalam 6 bulan, kemudian mampu menggarap blok migas baru dari data seismik dalam 6 bulan jugaâ.
"Saya ptimis. Saya lihat Pertamina mampu lakukan ituâ," ungkapnya.
Â
Advertisement