Pertamina Lakukan Transformasi Digital dari Hulu hingga Hilir

Pertamina telah mengimplementasikan aplikasi dalam penjadwalan pemeliharaan di Kilang Balongan dan Kilang Dumai.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Nov 2019, 11:15 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2019, 11:15 WIB
Langit Biru yang berpadu dengan Gedung Pertamina Pusat (dok. Linda)
Langit Biru yang berpadu dengan Gedung Pertamina Pusat (dok. Linda)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) telah melakukan ‎transformasi digital menyesuaikan kemajuan industri 4.0. Penerapan tersebut berkontribusi besar terhadap nilai tambah perusahaan sebagai ujung tombak energi nasional.

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan,‎ Pertamina telah mengimplementasikan sejumlah inisiatif digitalisasi mulai dari sektor hulu hingga hilir. Salah satunya adalah implementasi aplikasi dalam penjadwalan pemeliharaan kilang yang sudah diterapkan di Kilang Balongan dan Kilang Dumai.

Bahkan ke depan, Pertamina akan memperluas aplikasi ini ke kilang lainnya yaitu Kilang Cilacap, Kilang Plaju dan Kilang Balikpapan.

"Implementasi digitalisasi ini dapat mencegah unplanned shutdown kilang sehingga meningkatkan kehandalan operasional dalam memenuhi kebutuhan energi nasional," kata Fajriyah, di Jakarta, Rabu (23/11/2019).

Di luar itu, Pertamina juga sudah melakukan enam program utama digitalisasi yaitu Loyalty Program, Digital Refinery, Knowlegde Management & Best Practice in Upstream, Digital Procurement, Digitalisasi Korporat dan Digitalisasi SPBU & Terminal BBM.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sektor Hulu dan Hilir

Mengunjungi Kilang Balikpapan yang Kapasitasnya Bakal Ditingkatkan
Petugas melakukan pengecekan di area Refinery Unit V Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (22/7/2019). Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan merupakan satu dari proyek pengembangan dan peningkatan kapasitas kilang yang dilakukan Pertamina. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sektor hulu, Pertamina telah melakukan transformasi digital dengan membangun Upstream Cloud dan Big Data Analytic, sebagai bagian dari optimasi penggunaan aplikasi Petrotechnical yang tersentralisasi dan terintegrasi. Sementara di pengolahan, Pertamina tengah menyiapkan predictive maintenance yang terintegrasi melalui adopsi advanced analytics, sehingga meminimalisir terjadinya unplanned shutdown.

Di hilir, Pertamina terus melanjutkan program utamanya yakni digitalisasi SPBU & Terminal BBM, sehingga bisa memonitor ketahanan stok dan distribusi BBM secara nasional. Selain itu, dalam proses pengadaan barang dan jasa, Pertamina juga menerapkan Digital Procurement yang diprediksi memberikan kontribusi efisiensi terbesar, sekitar Rp 1,5-2 triliun per tahun.

Fajriyah menjelaskan, transformasi digital merupakan upaya Pertamina menjawab tantangan bisnis di masa mendatang dan cara Pertamina beradaptasi. Tujuan utama transformasi digital ini adalah meningkatkan layanan Pertamina baik untuk customer ataupun proses bisnis internal.

 

Diakui Dunia

20160114-Melihat Pusat Minyak Mentah Pertamax di Indramayu
Petugas PT. Pertamina (Persero) melintas Refinery Unit (RU) atau kilang VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, (14/1). RU VI Balongan merupakan tumpuan produksi BBM jenis Pertamax Series milik PT. Pertamina (Persero). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Manfaat digitalisasi ini juga diakui oleh Vice President AVEVA South East Asia, Sebastian OOR, akan membantu mempercepat pengambilan keputusan sehingga operasional menjadi lebih cepat dan efisien. Sistem digital yang dipasang di aset-aset Pertamina juga dapat mengoptimalkan jadwal pemeliharaan yang bertujuan menghindari terjadi downtime.

Ia menambahkan, digitalisasi bisa memberikan berbagai keuntungan bagi pelaku industri energi, di antaranya keandalan aset serta meningkatkan efisiensi.

"Performa keselamatan kerja di lapangan juga dapat lebih mudah dipantau melalui sistem digital ini," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya