Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) telah dilamar beberapa perusahaan, untuk menjadi mitra mengelola Blok Mahakam. Namun saat ini perusahaan tersebut belum mengambil keputusan penunjukan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan‎, beberapa perusahaan telah menyampaikan minat, untuk ikut bergabung mengelola Blok Mahakam.
‎"Ada beberapa perusahaan yang sudah menyampaikan keinginannya itu kita sudah lakukan internal ya‎," kata Nicke, disela Pertamina Energy Forum, di Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Nicke, Pertamina memang memiliki rencana untuk mencari mitra mengelola blok migas yang menjadi salah satu tulang punggung penghasil gas nasional tersebut, namun prosesnya belum dimulai sebab masih menyelesaikan beberapa pertimbangan.
"Mahakam salah satu yang kita rencanakan juga untuk kita mencari partner tapi prosesnya belum mulai," tuturnya.
Nicke menyatakan, Pertamina telah menetapkan rencana pengembangan Blok Makam yang akan dilakukan pada 2020.
"Jadi kita sudah tetapkan tahapan-tahapan, mana yang prioritas, 1,2,3,4, kita bagi jadi 4 prioritas yang kita mulai awal tahun depan," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pemerintah Restui Pertamina Gandeng Mitra Tingkatkan Produksi Migas
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memberi lampu hijau ke PT Pertamina (Persero) untuk‎ mencari mitra dalam memproduksi minyak dan gas bumi (migas).
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, ada dua strategi untuk mengoptimalisasi produksi migas nasional yang dilakukan Pertamina. Strategi jangka pendek adalah memperkuat kapasitas keuangan dan teknis. Pemerintah akan mengizinkan Pertamina bergandeng mitra-mitra terpecaya guna meningkat aliran modal ke dalam negeri.
"Strategi j‎angka panjang, mempertahankan tingkat produksi yang ada, mengubah sumber daya alam menjadi cadangan, melaksanakan EOR dan meningkat eksplorasi‎," kata kata Arifin, saat menghadiri Pertamina Energy Forum, di Jakarta, Se‎lasa (26/11/2019).‎
Dia mengungkapkan,‎ saat ini sumber energi primer Indonesia masih mengandalkan energi fosil. Disisi lain pemerintah mendorong peningkatan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan target 23 persen pada 2019.
‎"Pasokan energi primer di Indonesia masih didominasi oleh energi fosil. Meskipun pangsa minyak dalam bauran energi berkurang, minyak masih memegang peran yang signifikan," tuturnya.
Advertisement