Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, memastikan bahwa bandara udara atau bandara yang akan dikelola oleh perseroan bertambah. Bandara tersebut sebelumnya dikelola Unit Penyelenggara Bandar Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Awaluddin mengatakan, akan ada tiga bandara yang dipindah pengelolaannya kepada Angkasa Pura II. Ketiga bandara tersebut adalah, Bandara Raden Inten Lampung, Bandara Fatmawati Bengkulu, dan Bandara HAS Hanandjoeddin Tanjung Pandan.
Baca Juga
"Per 1 Januari 2020, Raden Inten, Fatmawati dan HAS Hanandjoeddin akan bergabung resmi bersama kami," kata dia Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang, Minggu (22/12/2019).
Advertisement
Sejak periode Oktober 2019, ketiga bandara tersebut sudah masuk proses transisi, sebelum pada akhirnya pada 1 Januari 2020 akan dilepas ke Angkasa Pura II. Ketiga bandara itu pun diserahkan melalui skema Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Aset Barang Milik Negara.
Dengan bertambahnya tiga bandara, maka Angkasa Pura II mengelola total 19 bandara yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Periode Oktober masa transisi. Total keseluruhan menjadi 19 bandara yang kami kelola," imbuh dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Angkasa Pura II Bidik Bisnis Pengelolaan Bandara di Afrika
Sebelumnya, PT Angkasa Pura II (Persero) turut berpartisipasi dalam forum Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue yang berlangsung di Bali pada 20-21 Agustus 2019.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin menyatakan, forum Indonesia–Afrika ini merupakan ajang tepat bagi Angkasa Pura II untuk menjajaki peluang bisnis di pasar yang baru.
Dia mengatakan, pihaknya telah berpengalaman dalam mengelola dan mengembangkan 16 bandara di Indonesia, termasuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia.
BACA JUGA
"Kami ingin memperluas pasar ke negara lain, sehingga nantinya Angkasa Pura II tidak hanya unggul di pasar domestik, tetapi juga membawa harum nama Indonesia di tingkat global," ungkap dia dalam sebuah keterangan tertulis, Selasa (20/8/2019).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, di pasar Afrika prioritas pihaknya adalah di capacity building projects (pengelolaan bandara) dan mendukung construction project investments (proyek konstruksi), baik itu di bisnis aero dan non-aero.
Pada sisi capacity building, Angkasa Pura II akan membantu negara-negara Afrika untuk meningkatkan skill, pengetahuan, pemanfaatan peralatan dan sumber daya lainnya dalam pengelolaan bandara.
"Di tahap awal ini Angkasa Pura II telah mengidentifikasi 7 bandara potensial untuk Capacity Building yakni di Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Maroko, dan Aljazair," sebutnya.
Sementara terkait construction project investments, is meneruskan, Angkasa Pura II menjajaki peluang terlibat dalam pembangunan bandara di sisi darat (land side) dan sisi udara (air side) guna mendukung bisnis aero dan non-aero.
Terdapat 9 bandara yang dinilai potensial terkait construction project investment, yakni di Mesir, Ethiopia, Angola, Tanzania, Sudan, Afrika Selatan, Rwanda, Burkina Faso, dan Zambia.
Awaluddin mengutarakan, sektor kebandarudaraan di Afrika Tengah berkembang dengan membuka lapangan pekerjaan bagi 7 juta orang. Adapun berdasarkan data dari CAPA-Centre for Aviation, nilai investasi untuk bandara baru di sana mencapai USD 25 miliar.
"Angkasa Pura II ingin membagi pengalaman dalam mengelola dan mengembangkan bandara kepada negara-negara di Afrika," pungkas Awaluddin.
Advertisement