Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Koordiansi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo menyebutkan digitalisasi telah memberikan dampak transformasi ekonomi yang signifikan terhadap cara hidup, model bisnis masyarakat, peningkatan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Hal ini juga didukung oleh rampungnya salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu Palapa Ring. Proyek ini dianggap strategis karena merupakan salah satu infrastruktur penunjang di era digitalisasi dan revolusi industri 4.0. Palapa Ring ini menghubungkan sebanyak 34 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan jaringan serat optik, sehingga ibukota kabupaten dan kota di seluruh provinsi di Indonesia terhubung dengan jaringan pitalebar atau broadband.
"Hal ini membutuhkan Infrastruktur TIK yang kuat dan handal, baik dari kecepatan dan cakupan area, penerapan perangkat teknologi seperti 4G dan kedepan 5G, penggelaran jaringan fiber optik, dan aplikasi yang terintegrasi menjadi prioritas pemanfaatan teknologi ke depan," kata dia, di Ritz Carlton, Jakarta, Senin (23/12/2019).
Advertisement
Dengan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat, telematika telah menjadi kebutuhan primer yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tingkat adopsi internet pun semakin baik, hal ini ditunjukkan dengan jumlah pengguna internet menurut APJII yang mencapai 171,17 juta jiwa sepanjang tahun 2018. Angka ini naik 10,12 persen dibandingkan tahun 2017 sebesar 143,26 juta jiwa dari populasi penduduk Indonesia.
"Pemerintahan yang cerdas merupakan kunci utama keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan (Good Governance). Good Governance merupakan paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang memperhatikan prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas terhadap tegaknya nilai dan prinsip hasil pemerintahan yang bersih," ujarnya.
Konsep Kota Cerdas/Smart City merupakan hasil dari pengembangan pengetahuan yang intensif dan strategi kreatif dalam peningkatan kualitas sosial-ekonomi, ekologi, daya kompetitif kota. Konsep ini merupakan hasil dari gabungan modal sumberdaya manusia, infrastruktur komunikasi, sosial (komunitas) dan entrepreuneur.
"Pemanfaatan teknologi telematika diperlukan di Indonesia karena selain dapat menjadi solusi masalah urbanisasi di perkotaan, Inisiasi konsep kota cerdas dapat mengoptimalkan keterhubungan infrastruktur fisik, infrastruktur IT, infrastruktur sosial, dan bisnis (industri) yang pada ujungnya mampu memberikan pelayanan publik lebih baik, lebih efektif dan lebih efisien kepada masyarakat," ujarnya.
Â
Industri 4.0
Oleh karena itu dia menjelaskan peran pemerintah bersama para pemangku kepentingan sangatlah penting dalam penerapan kebijakan, fasilitator, dan akselarator menuju Making Indonesia 4.0.
"Transformasi Digital menjadi landasan pertumbuhan ekonomi ke depan, tumbuhnya industri kreatif dan inovatif yang diharapkan dapat menjadi cita cita bangsa menjadi kekuatan 5 besar di dunia tahun 2045," ujarnya.
Menurut data BPS, pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2019 sebesar 5,02 persen dan untuk sektor informasi dan komunikasi sebesar 9,60 persen yang menjadi ketiga terbesar pertumbuhannya setelah Jasa Lainnya (10,73 persen ) dan Jasa Perusahaan (9,94 persen).
"Pembangunan infrastruktur telematika menjadi enabler bagi pengembangan ekonomi digital dan kebijakan pemerataan ekonomi. Perkembangan telematika/TIK di Indonesia dalam dua dekade terakhir sangatlah pesat, hal ini didukung dengan semakin meningkatnya penyebaran dan kualitas layanan telekomunikasi khususnya internet," tutupnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement