Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengaku senang melihat banyaknya generasi milenial yang kini sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Dengan banyaknya anak muda yang memiliki NPWP maka kepatuhan wajib pajak pun akan semakin tinggi.
"Saya melihat golongan milenial saat ini bangga telah memiliki NPWP. Hal ini sungguh menyentuh hati saya," ujar Sri Mulyani dikutip dari instagram pribadinya, Jumat (31/1).
Sri Mulyani menyampaikan dengan memiliki NPWP maka para generasi milenial itu secara tidak langsung menunjukan komitmennya dalam membayar pajak serta peduli terhadap negara.
Advertisement
"Saya sering menerima feedback dari masyarakat melalui media sosial. Dari feedback itu kemudian direspons agar menjadi sebuah perbaikan yang nyata. Sebagai negara kelas menengah, Indonesia memiliki kemampuan untuk merespon feedback dengan baik dari masalah yang ada," kata dia.
Baca Juga
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan pemerintah akan senantiasa menjaga dan mendesain kebijakan dengan tekun, teliti, dan telaten. Hal ini penting dilakukan karena untuk mencapai perkembangan prosesnya sangat tidak sederhana.
Namun, keruwetan itu dirasa harus dihadapi dan tidak selayaknya dijadikan alasan sebagai ketidakmampuan untuk mencapai perkembangan.
"Dalam membuat kebijakan publik yang baik, sangat penting bagi kita untuk saling berpikiran terbuka, selalu bekerja sama dan berkolaborasi serta senantiasa menjaga komunikasi," tandas Sri Mulyani.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumner: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cerita Sri Mulyani, Dipermalukan Bank Dunia Gara-gara Stunting
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dirinya pernah dipermalukan oleh Mantan Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim. Hal itu terjadi karena Indonesia merupakan salah negara dengan kondisi penduduk stunting atau kerdil terbesar di dunia.
"Waktu saya di bank dunia pertama kali, saya dipermalukan dengan stunting itu karena Presiden Bank Dunia juga seorang dokter," ujar Sri Mulyani di Energy Building, Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Sri Mulyani mengakui, saat itu dirinya belum mengetahui gambaran kondisi stunting. Seiring berjalannya waktu, Presiden Bank Dunia kemudian memberitahu banyak penduduk Indonesia tumbuh dan berkembang tidak sesuai dengan kondisi seharusnya.
Sri Mulyani pun memberitahukan hal tersebut kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika berkunjung ke Washington DC. Dia memaparkan bagaimana stunting mempengaruhi kehidupan masyarakat. Wapres JK lalu menginstruksikan stunting harus menjadi perhatian semua pihak.
"Semenjak itu Pak JK aware sama stunting dan lihat dalam debate presidential election banyak ngomongin stunting itu big achievement. Maka sejak itu persoalannya bukan satu kementerian dan satu daerah. Tapi semuanya," jelasnya.
Pemerintah secara gotong-royong kini telah menyiapkan sejumlah langkah agar stunting bisa ditekan. "Strategi pemerintah, maka kita melakukannya keroyokan. Targetnya 100 kabupaten dengan seluruh Kementerian bersama sama melakukan itu," tandas Sri Mulyani.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Sri Mulyani Yakin Perbankan Bisa Bertahan di Tengah Gejolak Ekonomi
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memperkirakan kondisi ekonomi tahun ini masih dipenuhi oleh ketidakpastian. Hal ini membuat pemerintah harus waspada terhadap segala kemungkinan yang bisa berimbas kepada ekonomi dalam negeri.
Sri Mulyani menyebut, kondisi ekonomi tahun ini tak lepas dari apa yang terjadi sejak tahun lalu. Apalagi, sejumlah kejadian telah menyebabkan peningkatan ketidakpastian yang dapat berdampak ke ekonomi Indonesia.
"Episode 2019 sangat banyak yang membuat spill over terhadap perekonomian global baik komoditas tertekan, baik confident, dan juga dari sisi policy respons," kata Sri Mulyani dalam acara BRI Group Economy Forum di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu, (29/1/2020).
Walaupun sejumlah sektor perekonomian tertekan, Sri Mulyani meyakini industri perbankan masih mencatatkan kinerja yang positif. Misalnya saja pencapaian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang mencatatkan pertumbuhan positif baik untuk kredit ataupun laba yang dibukukan di 2019.
Seperti diketahui, BRI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 34,41 triliun atau naik 6,2 persen dari tahun buku 2018. Sementara untuk kredit, BRI mencatatkan penyaluran mencapai Rp 908,88 triliun atau tumbuh 8,44 persen di atas rata-rata industri perbankan yang tumbuh sebesar 6,08 persen.