Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, merasa geram berkali-kali disinggung sebagai Menteri Keuangan terbaik di dunia oleh beberapa Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Sri Mulyani bahkan 'baper' (bawa perasaan) karena sebutan itu dianggapnya sebuah sentilan baginya.
Sri Mulyani menegaskan, dirinya tidak pernah sama sekali untuk mengejar gelar tersebut. Sebagai, pembantu presiden Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu hanya menjalankan tugas sebagai bendahara umum negara.
"Kalau bapak semua sampaikan tadi saya tidak mengejar tittle itu. Saya hanya menjalankan tugas sebagai menteri keuangan," kata Sri Mulyani di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Advertisement
Baca Juga
Dalam rapat kerja lanjutan bersama Komisi XI ini, beberapa Anggota Komisi XI memang beberapa kali menyebut-nyebut Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Dunia. Bahkan, ada salah satu anggota juga yang menyebut Menteri Keuangan Terbalik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gelar Sri Mulyani
Seperti diketahui, awal tahun 2019 lalu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah dinobatkan sebagai Finance Minister of The Year 2019 oleh Majalah Keuangan The Banker. Penobatan ini menandakan Sri Mulyani dinilai mampu mendorong dan menstabilkan perekonomian.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan The Banker yaitu pertama, perekonomian negara masih terjaga ketahanannya di tengah berbagai bencana dan tragedi sepanjang tahun 2018. Defisit Produk Domestik Bruto tahun 2018 diperkirakan sekitar 1,86 persen, lebih rendah dari yang diperkirakan dalam APBN 2018 sebesar 2,19 persen.
Kedua, adanya modernisasi respon negara terhadap bencana alam melalui strategi pembiayaan risiko dan penjaminan/asuransi untuk mempercepat proses bantuan dan pemulihan pascabencana. Diketahui, Indonesia mengalami sejumlah bencana alam pada 2018 seperti gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga tsunami Selat Sunda.
Ketiga, membuat serangkaian perubahan pada sistem perpajakan untuk meningkatkan pendapatan negara, seperti penyederhanaan proses pembayaran pajak dan penambahan lokasi tempat pembayaran pajak. Hal ini dilakukan mengingat Global Competitiveness Report 2017 menempatkan Indonesia pada peringkat ke 41 dari 138 negara, turun empat peringkat dari tahun sebelumnya.
Keempat, tarif Pajak Penghasilan untuk perusahaan kecil dan menengah dipotong, sementara pajak e-commerce dikenakan pada perusahaan e-commerce yang beroperasi dari luar negeri. Terakhir, pengurangan pajak pada layanan ekspor milik Indonesia dengan menjadikan tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0 persen untuk menstimulasi sektor tersebut.
Advertisement
Selanjutnya
The Banker juga memberikan penghargaan terhadap menteri keuangan lainnya, antara lain dari Eropa, yaitu Menteri Keuangan Portugal Mario Centeno. Dari Amerika, The Banker memberikan penghargaan kepada Menteri Keuangan Chile Felipe Larrain. Hal ini seiring di tengah tahun bergejolak untuk politik dan keuangan di Amerika Latin, Chile tetap menjadi mercusuar untuk stabilitas.
The Banker juga memberikan penghargaan menteri keuangan terbaik kepada Moshe Kahlon, Menteri Keuangan Israel. Ia menjadi salah satu menteri keuangan terbaik di wilayah Timur Tengah.
Di wilayah Afrika, The Banker memberikan penghargaan terbaik kepada Menteri Keuangan Mesir, Mohammed Maait. Program ambisius reformasi ekonomi Mesir terus mendapatkan pujian dari seluruh dunia.
The Banker dikenal sebagai majalah keuangan internasional yang dimiliki Financial Times (The Nikkei), berbasis di London. Majalah ini juga merupakan sumber utama data dan analisis dalam industri keuangan dan perbankan. Sebelumnya, The Banker juga memberikan penghargaan yang sama kepada Menteri Keuangan India Arun Jaitley (2018) dan Menteri Keuangan Argentina Alfonso Prat-Gay (2017).
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com