Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan awal pekan ini.
Mengutip Bloomberg, Senin (13/4/2020), rupiah dibuka di angka 15.800 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 15.805 per dolar AS.
Baca Juga
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 15.800 per dolar AS hingga 15.812 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 13,98 persen.
Advertisement
Sedangkan dasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 15.840 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 16.241 per dolar AS.
"Rupiah menguat bergerak di level Rp15.000 per dolar AS. Kami melihat bahwa penguatan rupiah akibat posisi investor yang mulai masuk ke pasar finansial Indonesia dan mulai membeli Surat Berharga Negara (SBN)," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah dikutip Antara, Senin (13/4/2020).
Di sisi lain, lanjut dia, pemerintah juga telah menerbitkan obligasi global dengan nilai 4,3 miliar dolar AS, sehingga ketersediaan dolar AS di pasar kembali stabil.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Dampak Harga Minyak
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra mengatakan bahwa pelaku pasar diharapkan tetap waspada di tengah outlook dolar AS yang masih berpotensi menguat karena permintaan terhadap aset paling likuid di dunia itu masih tinggi.
"Permintaan dolar AS masih tinggi karena peningkatkan jumlah kasus virus corona secara global serta tidak tercapainya kesepakatan penerbitan surat utang bersama dalam pertemuan para menteri keuangan zona euro pada pekan lalu," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak yang berpeluang bergerak naik seiring pasar yang menyambut laporan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mencapai kesepakatan pemangkasan produksi turut mempengaruhi pergerakan rupiah.
"Meningkatnya harga minyak dunia akibat pemangkasan produksi dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar. Saat harga minyak naik, kebutuhan dolar AS juga akan meningkat," katanya.
Advertisement