Bergerak Menguat, Rupiah Kembali ke Level 15 Ribu per Dolar AS

Rupiah dibuka di angka 15.800 per dolar AS.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Apr 2020, 10:47 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2020, 10:47 WIB
Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller tengah menghitung mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan awal pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (13/4/2020), rupiah dibuka di angka 15.800 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 15.805 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 15.800 per dolar AS hingga 15.812 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 13,98 persen.

Sedangkan dasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 15.840 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 16.241 per dolar AS.

"Rupiah menguat bergerak di level Rp15.000 per dolar AS. Kami melihat bahwa penguatan rupiah akibat posisi investor yang mulai masuk ke pasar finansial Indonesia dan mulai membeli Surat Berharga Negara (SBN)," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah dikutip Antara, Senin (13/4/2020).

Di sisi lain, lanjut dia, pemerintah juga telah menerbitkan obligasi global dengan nilai 4,3 miliar dolar AS, sehingga ketersediaan dolar AS di pasar kembali stabil.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Dampak Harga Minyak

Hari Ini, Rupiah Ditutup Menguat
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rupiah ditutup menguat 170 poin atau 1,19 persen menjadi Rp14.113 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.283 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra mengatakan bahwa pelaku pasar diharapkan tetap waspada di tengah outlook dolar AS yang masih berpotensi menguat karena permintaan terhadap aset paling likuid di dunia itu masih tinggi.

"Permintaan dolar AS masih tinggi karena peningkatkan jumlah kasus virus corona secara global serta tidak tercapainya kesepakatan penerbitan surat utang bersama dalam pertemuan para menteri keuangan zona euro pada pekan lalu," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak yang berpeluang bergerak naik seiring pasar yang menyambut laporan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mencapai kesepakatan pemangkasan produksi turut mempengaruhi pergerakan rupiah.

"Meningkatnya harga minyak dunia akibat pemangkasan produksi dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar. Saat harga minyak naik, kebutuhan dolar AS juga akan meningkat," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya