Jokowi Hitung Dampak Corona Terhadap Ekonomi di 2021

Jokowi meminta para menteri terkait agar menghitung kembali mulai dari resiko domestik, hingga global akibat virus corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Apr 2020, 12:20 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2020, 12:20 WIB
Presiden Jokowi Pimpin Rapat Perdana Kabinet Indonesia Maju
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma'ruf Amin memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019). Rapat kabinet paripurna perdana tersebut mendengarkan arahan Presiden dan membahas anggaran pendapatan dan belanja negara tahun 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta seluruh pihak agar tetap waspada terkait dampak lanjutan dari Covid-19 khususnya pada ekonomi di 2021.

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut meminta para menteri terkait agar menghitung kembali mulai dari resiko domestik, hingga global.

"Betul-betul tolong dihitung dengan cermat, potensi, peluang, dan berbagai resiko yang ada baik domestik, maupun global," kata Jokowi saat membuka Sidang kabinet paripurna, mengenai refokusing dan anggaran di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/4).

Sebab itu, Mantan Walikota Solo tersebut meminta agar seluruh menteri kabinet Indonesia Maju agar tetap fokus pada misi besar. Yaitu kata dia, reformasi strukural harus tetap berjalan.

"Fokus pada misi besar kita yaitu reformasi strukural yang harus tetap berjalan, reformasi untuk percepatan dan pemerataan pembangunan," ungkap Jokowi.

"Baik itu reformasi birokrasi, baik dalam peningkatan produktifitas, dan juga tranformasi ekonomi itulah misi besar kita," tambah Jokowi.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.


Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi akan Terkoreksi Cukup Tajam

Pimpin Sidang Kabinet Paripurna, Jokowi Bahas Prioritas Nasional 2019
Ekspresi Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memberi arahan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/4). Sidang Kabinet Paripurna membahas dua hal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkoreksi tajam pada 2020. Penurunan tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga di seluruh negara akibat pandemi Corona Covid-19.

"Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi 2020 akan terkoreksi cukup tajam," kata Jokowi saat membuka Sidang kabinet paripurna, mengenai refocusing dan anggaran di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020).

Mantan Walikota Solo tersebut menjelaskan, berbagai lembaga Internasional seperti IMF dan Bank dunia juga sudah memprediksi ekonomi global 2020 akan mengalami resesi. Menurut lembaga internasional tersebut, pertumbuhan ekonomi dunia bakal tumbuh negatif.

"Hitung-hitungan terakhir yang saya terima bisa tubuh negatif. Ekonomi global bisa tubuh negatif, minus 2,8 persen. Artinya tertarik sampai ke 6 persen," jelas Jokowi.

Sebab itu, kata dia, pemerintah harus menyiapkan skenario agar bisa pulih kembali. "Kita harus menyiapkan diri dengan berbagai skenario, kita juga tidak boleh pesimistis, dalam upaya pemulihan kesehatan maupun ekonomi, insyallah kita bisa," jelas Jokowi.


Dampak Corona, Pertumbuhan Ekonomi 170 Negara Diprediksi Negatif

Target Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2018
Pemandangan deretan gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, Jumat (29/9). Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakinkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen tetap realistis. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, World Economic Forum (WEF) memandang penyebaran Virus Corona (Covid-19) mulai menunjukkan dampak ekonomi terhadap dunia. Banyak negara yang memprediksikan ekonominya akan resesi. Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi sejumlah negara akan negatif.

Managing Director WEF Saadia Zahidi menjelaskan sejumlah negara tengah berlomba-lomba mengeluarkan stimulus ekonomi demi menahan gempuran efek virus corona di sektor economi.

"Pemerintah di masing-masing negara harus memikirkan jangka panjang dalam mengantisipasi dampak ekonomi dari Covid-19 ini," kata dia seperti dikutip Liputan6.com dari laporannya, Minggu (12/4/2020).

Bahkan, ditegaskannya, negara-negara berkembang lebih sulit tiga kali lipat dibanding negara maju dalam menyelesaikan Covid-19 ini. Banyak peertimbangan, mulai dari teknologi yang dimiliki kurang memadahi hingga fasilitas kesehatan yang minim.

"IMF memproyeksikan bahwa 170 negara akan mengalami pertumbuhan pendapatan per kapita negatif tahun ini," tegas dia.

Untuk itu, dirinya menyarankan, dalam menanggulangi Covid-19 ini tidak hanya fokus dalam kebijakan domestik melainkan juga ada kerjasama internasional. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya