Pemerintah Diminta Perlebar Izin Impor Alkes Demi Persulit Gerak Mafia

Selama ini, importir alat kesehatan dan obat-obatan hanya berasal dari pihak tertentu saja.

oleh Athika Rahma diperbarui 19 Apr 2020, 12:30 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2020, 12:30 WIB
Produksi Masker Medis
Masker yang diproduksi di sebuah perusahaan alat kesehatan di Distrik Nan'an, Chongqing, 11 Februari 2020. China melakukan segala upaya untuk menjamin ketersediaan suplai medis dan barang-barang kebutuhan harian bagi warga di tengah perang melawan epidemi virus corona. (Xinhua/Wang Quanchao)

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi VI Martin Manurung mendesak pemerintah untuk memperlebar izin impor alat kesehatan dan obat-obatan di tengah pandemi Corona.

Hal ini dikarenakan izin impor yang ada saat ini terlalu kecil untuk kebutuhan alat kesehatan dan obat-obatan yang besar, sehingga menjadi celah untuk mafia menguasai pasar alat kesehatan.

"Jadi impor-impor ini, kalau perlu disebutkan syaratnya oleh Kemendag bersama Kemenkes, diumumkan siapa yang mau ambil impor barang ini. Karena kalau alasannya demand nggak ada, nggak mungkin pasar nggak menyerap. Hanya saja 'selangnya' terlalu sempit," ujar Martin dalam sebuah diskusi virtual, Minggu (19/4/2020).

Selama ini, Martin menilai importir alat kesehatan dan obat-obatan hanya berasal dari pihak tertentu saja, dan pihak itulah yang terindikasi sebagai mafia alat kesehatan.

Jika impor alat kesehatan diperlebar dan syarat-syaratnya diumumkan, hal itu dinilai dapat mempersempit ruang gerak mafia tersebut menguasai impor alat kesehatan.

"Kita memang berpacu dengan waktu. Tapi untuk saat ini, keran impor harus dibuka, supaya nggak ada kelangkaan di lapangan. Dan Kemendag, Kemenkes duduk bersama, diumumkan supaya semua tahu, supaya terbuka," kata Martin.

Lebih lanjut, Martin menyatakan momentum Corona ini bisa sekaligus dimanfaatkan oleh pemerintah untuk membongkar borok mafia di berbagai sektor perdagangan, bukan cuma alat kesehatan.

"Karena gini lah, impor itu semua sektor, mana yang tidak, coba? Sekarang mau ngomong apa, pangan, apa tidak impor? Mana pangan yang tidak impor?" jelas Martin.


Erick Thohir: Mafia Mendominasi Impor Alat Kesehatan, Kita Harus Lawan

Peran Aktif Kimia Farma untuk Mencegah Penyebaran Virus Corona
Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi salah satu gerai Kimia Farma di Jakarta.

 Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyoroti peluang pencaplokan importasi alat kesehatan yang saat ini sedang digencarkan demi memerangi virus Corona.

Dirinya menyatakan, mafia-mafia yang memanfaatkan situasi dan kondisi saat ini harus ditindak tegas dan dilawan agar praktik kotor tidak menyulitkan negara apalagi di saat sulit seperti ini.

 
 

"Kalau kita nggak gotong royong, memangnya bangsa lain peduli? Jangan semuanya ujung-ujung duit terus, lalu kita kejebak short term policy, didominasi mafia (impor alkes), kita harus lawan itu. Pak Jokowi punya keberpihakan akan itu," kata Erick dalam siaran langsung di akun Instagramnya, @erickthohir, Kamis (16/4/2020).

Lebih lanjut, dirinya menyatakan 90 persen alat kesehatan dan bahan baku obat masih diimpor dari luar negeri. Oleh karenanya, peluang mafia bergelayutan di importasi alat kesehatan ini besar.

"Mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak, jangan kita ini selalu terjebak praktik kotor," ujarnya.

Tak lupa, Erick berharap, BUMN-BUMN yang sedang ditugaskan memproduksi ventilator agar berjuang sekuat tenaga. Nantinya, para penemu ventilator lokal juga akan diintegrasikan dengan industri pertahanan.

Adapun, BUMN yang ditugaskan memproduksi ventilator dalam negeri tersebut ialah PT Len Industri, PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad dan 15 tim lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya